My Prince Is Bad Boy [Part 11]: Wanita Yang Berbeda

“Hhhh…. Kenapa permintaanmu jadi aneh? Kenapa aku harus jadi wanitamu kalau aku menerima tawaranmu?”tanya So Eun masih terlihat bingung dengan perkataan Dong Hae tadi. Dong Hae tersenyum penuh arti, dia meraih tangan So Eun dan mencium punggung tangannya. Sontak, So Eun terkejut melihat kelakuan Dong Hae yang berusaha romantis dihadapannya.

“Karena aku jatuh cinta denganmu.”

“Apa?”

*****

“Hyuk.. Hyuk Jae… Apa maksudmu? Kita ini kan sepupu.”ucap Ga Eul sambil menarik kedua tangannya kembali dari genggaman Hyuk Jae dan Kyu Hyun.

“Memangnya kenapa? Lagipula kita kan hanya sepupu angkat. Bukan sepupu kandung, jadi besar kemungkinan aku bisa mencintaimu.”

“Aish… Kau benar-benar menjijikkan!”kesal Ga Eul sambil masuk ke dalam kamarnya tanpa mempedulikan mereka. Sungguh, kepala Ga Eul terasa pusing akibat gelombang laut.

Kyu Hyun masih menatap Hyuk Jae. Tatapan yang penuh pertanyaan. Hyuk Jae hanya tersenyum dipandanginya.

“Kenapa kau seperti ini?”tanya Kyu Hyun. Hyuk Jae memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

“Kenapa? Untuk apa kau bertanya seperti itu.”

“Tidak cukup puaskah kau mempermainkan hati wanita itu.”

“Wanita itu? Oh… maksudmu dia? Hmph… tenang saja, dia sendiri yang mempermainkan hatiku.” Ucap Hyuk Jae meninggalkan Kyu Hyun yang terlihat terkejut mendengar jawabannya.

“Apa maksudnya?”

*****

So Eun segera menarik tangannya sendiri sambil mengelus punggung tangannya.

“Hei, apa-apaan kau ini. Kenapa kau mencium tanganku?”kesal So Eun tidak menyukai sikap Dong Hae yang seenaknya. So Eun merutuk dirinya, kenapa selalu bertemu dengan lelaki yang seenaknya seperti Kim Bum, Kyu Hyun, dan kini Dong Hae.

“Percayalah, suatu saat kau akan mendapatkan yang kau inginkan. Kalau apa yang aku katakan jadi kenyataan, aku harap kau bersedia menjalin hubungan denganku.” Dong Hae mengelus pipi So Eun yang lembut dan pergi meninggalkan So Eun yang tentu masih terbengong.

“Apa-apaan itu?” hanya itu yang bisa diucapkan So Eun saat melihat punggung Dong Hae yang semakin menjauh.

*****

Seorang wanita cantik terlihat mencari sesuatu di ruangan yang penuh dengan para tamu. Namun terlihat dia tidak menyerah, dia terus mencari. Minuman yang ada digelasnya hampir tertumpah karena dia yang begitu terlihat tidak tenang. Saat dia menoleh, dia berhenti. Akhirnya dia menemukannya. Seorang pria yang sedang duduk dikursi dengan wajah masamnya. Terlihat pria itu begitu lelah dan cemas.

“Akhirnya aku menemukanmu, Kak Kim Bum.”

Wanita itu hendak mendekati Kim Bum. Namun dia terpaksa berhenti lagi saat melihat wanita lain mendekati Kim Bum.

“So Eun. Kau dari mana saja?”tanya Kim Bum yang kini jadi cemas dengan So Eun.

“Kenapa kau begitu khawatir? Aku hanya mau mengambil minuman untukmu.” So Eun menyerahkan minuman kepada Kim Bum. Kim Bum yang terlihat panic pun menjadi tenang saat meminum air dingin.

“Apakah kau bertemu dengan Dong Hae tadi?”

“Eh? Ah… aku…” So Eun begitu gugup mendengar pertanyaannya. Dia tidak ingin membuat Kim Bum merasa emosi lagi. Dia tahu watak Kim Bum yang begitu mudah emosi.

“Aku… Tidak bertemu dengannya.” So Eun berdusta. Setidaknya Kim Bum tidak terlalu posesif dengannya.

“Begitu… Syukurlah, aku harap kau jangan bertemu dengan dia lagi. Aku tidak ingin kehilanganmu. Kau mengerti?”

So Eun hanya mengangguk pelan dan terus mengamati wajah Kim Bum yang terlihat sedikit berbeda.

Tanpa mereka sadari, wanita cantik yang dari tadi memperhatikannya pun menggenggam gelasnya dengan erat. Tatapannya yang penuh kemarahan dan kecemburuan.

“Kenapa kau begitu cepat melupakanku, Kak Kim Bum. Bukankah dulu kau selalu bilang mencintaiku? Aku tidak akan membiarkan wanita itu merebutmu dariku.”geramnya. Tanpa wanita itu sadari juga, Dong Hae yang diposisi agak jauh hanya memandanginya sambil meminum winenya.

“Rupanya sudah dimulai.”

*****

Setelah seharian mengarungi ombak lautan diatas kapal mewah, akhirnya kapal pun telah tiba dipelabuhan dengan selamat. Para tamu pun segera keluar sambil membawa koper masing-masing.

“Ga Eul akan pulang bersamaku.”ucap Kyu Hyun menarik tangan Ga Eul. Hyuk Jae menatap terkejut.

“So Eun juga akan pulang bersamaku.”ucap Kim Bum meniru Kyu Hyun menarik tangan So Eun. Hyuk Jae dan Dong Hae menatap mereka.

“Hei! Kenapa kalian jadi samaan begitu? Tidak.. Tidak.. Mereka harus ikut pulang bersama kami.”seru Hyuk Jae tidak rela diikuti anggukan Dong Hae. Namun Kyu Hyun dan Kim Bum tidak mempedulikan mereka. Malah menarik So Eun dan Ga Eul mengikutinya menuju mobil yang sudah ditunggunya.

“Aish…!! Apa-apaan ini mereka berdua? Kalau tidak salah mereka bersaudara kan?”decak Hyuk Jae kesal.

“Iya. Katanya mereka saudara tiri.”jawab Dong Hae.

*****

Di sebuah perusahaan besar. Seorang wanita separuh baya sibuk membaca dokumen-dokumen yang dipegangnya. Namun deringan telepon telah mengganggu kesibukannya. Wanita itu pun mengangkat teleponnya.

“Halo….”

“Nyonya Lee Hye Yeong, ada penelpon yang ingin berbicara dengan Anda.”

“Sambungkan.”

“Halo, Nyonya Hye Yeong?”

“Iya. Aku sendiri. Anda siapa?”

“Ini aku, Nyonya. Aku sudah berhasil membunuhnya sesuai dengan perintah Anda.”

“Sungguh? Bagus kalau begitu. Uangnya akan segera aku transferkan.”

“Baik Nyonya.”

Hye Yeong menyunggingkan bibirnya. Tersenyum penuh kemenangan.

“Akhirnya wanita itu berhasil disingkirkan. Untung saja dia gagal bertemu dengan Kyu Hyun.”gumamnya yang penuh dengan kepuasan. Dia kembali membaca dokumen dengan suasana hati yang sangat baik.

*****

“Kenapa kau mengikutiku kesini?”tanya Kim Bum terlihat kesal melihat Kyu Hyun sibuk makan disampingnya.
”Kenapa, Kak? Lagi pula aku sedang lapar.”jawab Kyu Hyun masih santainya memakan nasi goring Kimchi.

“Tetapi kenapa harus disini? Tempatnya kan masih banyak.”kesal Kim Bum sambil melihat sekitarnya. Memang masih banyak kursi kosong.

“Aish… Kalau bukan karena Ga Eul. Aku juga tidak mau makan disampingmu.” Kini Kyu Hyun yang kesal karena acara makannya diganggu.

“Yah… setidaknya kau paksa aja dia untuk mengikutimu.” Kim Bum malah semakin kesal. Sedangkan dua wanita kembar yang ada dihadapan mereka hanya bisa terdiam menonton pertengkaran mereka.

“Kenapa mereka selalu bertengkar kalau bertemu?”tanya Ga Eul kepada So Eun yang juga sedang menonton.

“Aku tidak tahu lebih jelas. Sepertinya mereka memiliki masalah serius hingga saling benci seperti itu. Lagipula Ga Eul, kenapa kau tidak ikut dia saja? Kenapa kau malah bersikeras duduk disampingku?”

“Kakak kan tahu, aku sudah memutuskan pertunanganku dengannya. Aku tidak mau dekat-dekat dia lagi.”

“Kau yakin ingin memutuskan pertunanganmu? Padahal kau begitu mencinta…”

Ga Eul membekap mulut So Eun, khawatir perkataannya akan terdengar Kyu Hyun yang masih sibuk bertengkar mulut dengan Kim Bum.

“Kakak… jangan keras-keras bicaranya. Aku tidak ingin dia mendengar.”

“Tapi Ga Eul….”

Tiba-tiba Kim Bum menarik tangan So Eun hingga berdiri dari kursinya.

“Ayo, kita pulang So Eun. Aku sudah tidak tahan dengan anak menyebalkan ini.”ujar Kim Bum menarik So Eun menuju ke mobilnya tanpa menghiraukan So Eun yang berteriak bingung.

“Ka.. Kak So Eun…” Ga Eul hendak mengikutinya, namun tangannya ditahan Kyu Hyun.

“Sudahlah, Ga Eul. Kau jangan mengikutinya lagi. Kau akan pulang bersamaku.”

Ga Eul terdiam kaku saat mendengarnya, “Tenang saja, aku tidak akan mengungkit masalah itu lagi. Sekarang bisakah kau duduk menemaniku makan?”

Ga Eul pun terpaksa duduk kembali, Ga Eul makan dengan tidak semangat.

*****

Di Jepang… Shin Hye akhirnya sampai di sebuah rumah sakit. Dia hendak mengunjungi seseorang. Setelah dia bertanya kepada suster mengenai kamar pasien yang hendak dijenguknya, tanpa mengulurkan waktunya Shin Hye segera menuju ke kamar tersebut.

“Kamar no. 234 , akhirnya aku menemukannya.”

Shin Hye membuka pintu dengan pelan. Dia bisa melihat seorang wanita terbaring lemah dikasur. Shin Hye perlahan mendekati wanita itu. Namun wanita itu menyadari kehadiran Shin Hye, dia pun menoleh dengan pelan. Shin Hye tersenyum melihatnya. Wanita yang telah diselamatkannya beberapa hari yang lalu di sungai kini telah sadar. Shin Hye begitu lega dan senang.

“Bibi.. apakah bibi baik-baik saja?”tanya Shin Hye memastikan keadaannya. Wanita itu hanya mengangguk pelan.

“Siapa kau?”tanyanya.

“Aku… namaku Park Shin Hye.”

Terlihat tatapan matanya yang terkejut saat mendengar nama Shin Hye.

“Kau… Kau… Shin Hye?”

“I.. Iya…” Shin Hye mengangguk pelan walaupun terbingung dengan ekspresi terkejutnya.

“Apakah kau sepupunya Kim Bum?”

Kini giliran Shin Hye terkejut. Bagaimana wanita asing yang baru bertemu beberapa hari yang lalu mengetahui dirinya adalah sepupu Kim Bum?

“Bagaimana Bibi tahu kalau aku sepupunya Kim Bum?”

“Ah… Syukurlah… akhirnya aku bertemu denganmu…” wanita itu tidak menjawab pertanyaan Shin Hye. Dia terlihat begitu lega bahwa dirinya ditolong oleh orang yang sudah dia kenal dengan kerabat keluarga Kim Bum bahkan lebih.

*****

“Apa?! Si Ikan Teri itu datang kesini?” teriak Lee Teuk terkejut mendengar cerita Kyu Hyun.

“Iya. Dia sedang berlibur di sini. Tapi aku begitu terkejut kalau dia ternyata sepupu angkat Ga Eul.”

“Kau baru tahu?”

Kyu Hyun mengernyitkan keningnya saat mendengar pertanyaan Lee Teuk. Dia begitu janggal dengan perkataan tersebut.

“Apa maksudmu? Memangnya dia pernah cerita denganmu?”

“Tanpa dia cerita, aku sudah tahu kalau dia sepupunya Ga Eul. Karena waktu aku ke Amerika mengunjunginya, Ga Eul ada disana. Terlihat Hyuk Jae begitu sangat manja dengan Ga Eul. Kau tau, aku sangat terkejut dengan sikap Hyuk Jae yang begitu berubah. Padahal dulu dia tidak seperti itu.”

“Maksudmu?” tanya Kyu Hyun yang masih tidak mengerti dengan penjelasan sahabatnya. Lee Teuk dan Hyuk Jae sudah lama mengenal sebelum bertemu dengan Kyu Hyun yang baru mengenal mereka sejak masa kuliah. Apalagi mereka adalah anggota band semasa kuliah sebelum Hyuk Jae keluar dari band tersebut karena tidak bisa pergi ke Korea. Selama ini, Kyu Hyun mengenalnya sebagai playboy yang suka mendekati wanita-wanita lain.

“Ah…. Rupanya aku belum menceritakan ini kepadamu tentang wanita itu.” Lee Teuk menepuk jidatnya.

“Ada apa dengan dia? Hyuk Jae kemarin juga bilang kalau justru dia yang mempermainkan hatinya. Memangnya ada hubungan apa dia dengan Hyuk Jae?”

“Kau memangnya tidak menyadari kalau dia yang pernah jadi kekasihmu itu adalah mantannya Hyuk Jae.”

“APA!?”

*****

“Percayalah, suatu saat kau akan mendapatkan yang kau inginkan. Kalau apa yang aku katakan jadi kenyataan, aku harap kau bersedia menjalin hubungan denganku.”

So Eun masih memikirkan perkataan Dong Hae beberapa waktu silam. Bagaimana Dong Hae begitu yakin bahwa Kim Bum akan melepaskan dirinya dengan kehendaknya? Padahal dia tahu kalau Kim Bum begitu susah untuk melepaskannya jika keegoisannya belum tercapai. So Eun berkali-kali bergulingan dikasur saking pusingnya.

“Bagaimana jika apa yang dikatakan Dong Hae benar? Bagaimana jika itu benar? Apa aku harus jadi wanitanya Dong Hae?” gumam So Eun mengingat persyaratan tersebut.

“Ah…! Tapi aku kan belum menyetujui tawarannya. Dia tidak berhak memaksaku untuk jadi wanitanya.” So Eun kembali menenggelamkan kepalanya dengan bantal.

“Tapi… kenapa hatiku begitu cemas? Bagaimana jika Kim Bum benar-benar akan membatalkan pernikahan ini sesuai dengan ramalan Dong Hae? Tapi… bagaimana caranya Dong Hae melakukan itu?”

*****

“Aish… sudah kuduga… pantas aja Hyuk Jae bersedih begitu mengetahui kau benar-benar membencinya.” Lee Teuk sudah menduga ekspresi Kyu Hyun yang belum mengetahui kenyataannya.

“Bagaimana bisa? Dia tidak menceritakan itu kepadaku kalau dia mantannya Hyuk Jae.”

“Tentu saja dia tidak berani cerita denganmu karena dia masih mencintai Hyuk Jae, dia ingin kembali kepada Hyuk Jae. Kau tahu, begitu mengetahui dia masih mencintai Hyuk Jae. Hyuk Jae memikirkan perasaanmu. Namun tidak dipungkiri, kalau Hyuk Jae juga masih mencintainya. Supaya dia tidak disalahkan olehmu makanya Hyuk Jae sengaja bertindak seolah Hyuk Jae yang merebutnya darimu. Namun tidak disangka Hyuk Jae malah dicampakkan lagi olehnya.”

“Dicampakkan?”

“Iya. Dia selingkuh lagi. Makanya Hyuk Jae begitu sakit hati dengannya. Dia sangat kecewa. Dia tidak percaya lagi dengan wanita kecuali Ga Eul. Makanya dia begitu suka mendekati dan sangat manja dengan Ga Eul. Hhhh… aku merasa tersaingi dengan Hyuk Jae.”

“Kenapa kau merasa tersaingi? Bukankah Ga Eul itu adik kelasmu?”

Lee Teuk lupa kalau Kyu Hyun belum mengetahui bahwa Ga Eul pernah menyatakan perasaannya kepada Lee Teuk. Apalagi Ga Eul memintanya untuk merahasiakan masa lalunya.

“Ah… iya… tersaingi karena kapan aku akan mendapatkan seorang wanita secantik Ga Eul.

“Sungguh? Sepertinya kau begitu tertarik dengan Ga Eul.”

“Hahahaha… Sudahlah, kau jangan pikirkan hal itu.” Lee Teuk menepuk punggung Kyu Hyun lalu beranjak dari sofa hendak menuju ke dapurnya. Kyu Hyun hanya bisa cemberut. Ponselnya berdering, Kyu Hyun pun segera menjawab.

“Halo…”

“KYUUU!!!! Aku sudah tiba di Korea!?”

“Si Won? Kau sudah datang?”

“……..”

“Baiklah, aku akan menjemputmu sekarang!”

Kyu Hyun meraih jaket dan kunci mobilnya kemudian berlari keluar tanpa menghiraukan Lee Teuk yang terbengong melihatnya yang begitu terburu-buru.

*****

Kim Bum terus tersenyum dengan yang ada ditangannya. Sebuah kotak kecil yang berisi sepasang cincin pernikahannya. Sebentar lagi dirinya akan segera menikah dengan So Eun. Dia yakin kalau So Eun kini perlahan mencintainya. Kim Bum terus berjalan menuju ke parkiran mobilnya.

“KAK KIM BUM!?”

Kim Bum menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. Kunci mobilnya yang hendak dimasukkan ke dalam lubang kunci mobil terjatuh. Ekspresinya sungguh terkejut melihat sosok wanita yang sudah lama tidak dijumpainya dan dilupakannya. Wanita itu langsung memeluk Kim Bum tanpa menghiraukan Kim Bum yang begitu terkejut.

“Akhirnya aku menemukanmu, Kak Kim Bum.” Terlihat tatapan wanita itu begitu senang dengan tangisan bahagianya. Tangannya yang semula memegang kotak berisi cincin pun ikut terjatuh.

“Kenapa kau ada disini, Park Ji Yeon?”

*****

Kyu Hyun membawakan beberapa makanan ke mejanya. Dia menyerahkan pesanan ke Siwon yang ada dihadapannya. Siwon memakan dengan lahap. Si Won adalah teman SMAnya yang berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan di luar negeri yaitu di Singapura.

“Apa kau begitu lapar?”

“Iya… Aku tidak suka dengan makanan yang dipesawat. Rasanya aneh.”jawab Siwon belepotan makan spaghettinya. Kyu Hyun pun menunggu Si Won menyelesaikan makanannya sebelum berbicara hal yang paling penting. Beberapa menit kemudian, Si Won telah menyelesaikan aktifitas makannya. Dia pun meminum soda.

“Oh iya… maaf membuatmu begitu lama menungguku.”

“Tidak apa-apa, mana hasilnya?”

Si Won mengeluarkan sebuah dokumen coklat dari tasnya, lalu dia berikan dokumen itu kepada Kyu Hyun untuk melihat hasilnya.

“Aku sungguh terkejut melihat hasilnya.”

“Apa maksudmu?”

“Lebih baik kau lihat saja sendiri.”

Kyu Hyun membuka dokumen coklat itu dan membaca hasilnya dengan penuh teliti. Mata Kyu Hyun terbelalak saat melihat kalimat yang terakhir.

“I.. Ini….”

“Iya… Menurut hasil tes DNA, Ayahmu yang juga Ayahnya Kim Bum memang cocok denganmu dengan kata lain beliau memang Ayah kandungmu tetapi tidak dengan Ibumu yang bernama Lee Hye Yeong. DNAnya sangat berbeda denganmu, jadi bisa aku simpulkan kalau beliau bukan Ibu kandungmu.”

TO BE CONTINUED…..

NB: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN YA ^^