My Prince Is Bad Boy [Part 5]: Tahun Baru Yang Penuh Kejutan

Kim Bum benar-benar terkejut melihat kedua orang yang dilihatnya di dalam kamar itu. Seorang wanita sedang menindih pria. Terlihatnya seperti sedang terjatuh dari kasur. Mereka juga terkejut melihat kemunculan Kim Bum. Kim Bum pun masuk ke dalam dan menghampiri mereka.

“Apa yang sedang kalian lakukan?”tanya Kim Bum heran melihat sepupunya, Shin Hye yang masih menindih Geun Suk. Mereka hanya saling pandang. Tidak lama, Shin Hye pun berdiri sambil membantu Geun Suk ikut berdiri.

“Dan kau, Jang Geun Suk! Bukankah sudah aku bilang untuk mencari So Eun?”ujar Kim Bum sedikit emosi.

“Maafkan aku. Tadi terjadi mati lampu. Lalu Shin Hye meneleponku karena bohlamnya mati.”jelas Geun Suk. Kim Bum mengernyitkan keningnya.

“Benarkah?” Kim Bum masih curiga.

“Tentu saja!”seru Shin Hye diikuti anggukan Geun Suk.

“Oh… Aku mengerti… Aku kira kalian sedang melakukan hal ‘itu’.”

“Hei! Apa maksudmu? Pikiranmu itu selalu saja mesum.” Shin Hye mengelak sementara Geun Suk hanya membuang muka sambil menahan rasa paniknya.

“Memangnya aku tidak tahu apa yang kalian pikirkan disaat berduaan di malam hari begini? Dikamar pula. Shin Hye, memangnya kau pikir aku tidak tahu sifat kekasihmu?”ucap Kim Bum. Shin Hye mulai emosi. Tidak ingin terjadi pertengkaran lebih lanjut lagi, Geun Suk langsung membawa Kim Bum keluar dari kamar Shin Hye sambil menutup pintu kamarnya.

“Hei, Kim Bum. Apa-apaan perkataanmu tadi? Memangnya aku terlihat seperti itu?”tanya Geun Suk giliran emosi dengan Kim Bum. Tiba-tiba Kim Bum tersenyum lucu.

“Hei, Geun Suk! Tenangkanlah dirimu. Lagipula kalian kan sudah pacaran. Tidak ada larangan kok.” Kim Bum malah menggodanya.

“Hei, Kim Bum! Kau pikir aku juga tidak pernah melihat apa yang kau lakukan dengan So Eun waktu diklub. Bukankah itu artinya kau sama aja?”balas Geun Suk tambah kesal.

“Ah! Tentang So Eun. Apa kau menemukannya?”ujar Kim Bum kembali ke topik utamanya.

“Tidak. Aku tidak menemukannya.” Kim Bum pun kecewa. Lalu dia pun menepuk pundak Geun Suk.

“Baiklah, kalau begitu. Tidak apa-apa. Mungkin dia sudah kembali ke kamar. Satu lagi, kenapa Shin Hye ada disini?” tanya Kim Bum yang baru sadar dengan kemunculan Shin Hye tadi. Geun Suk malah terdiam kaku. Kim Bum menatapnya curiga.

“Apa kau menceritakan hal itu kepadanya?”tanya Kim Bum lagi. Geun Suk masih tetap terdiam. Kim Bum langsung membalikkan badannya dengan kecewa.

“Geun Suk! Sudah berapa kali kubilang. Pertemuanku dengan dia seharusnya kau jangan ceritakan hal itu kepada Shin Hye. Kau tahu kan, aku sudah terlanjur bahkan sangat membencinya!”bentak Kim Bum sambil menatap kecewa.

“Maafkan aku. Aku sudah berjanji dengannya.”

“Janji? Geun Suk. Katakan kepadanya, apa pun yang dia usahakan untuk memperbaiki hubunganku dengan Kyu itu tidak akan berhasil! Mengerti!?”teriaknya. Geun Suk hanya bisa menunduk. Lalu Kim Bum membalikkan badannya dan berjalan menuju ke kamarnya.

*****

“Apa? Ah… Kyu Hyun.. Kau jangan bercanda.”ucap So Eun berusaha mengelak perkataan Kyu tadi mengenai permintaannya menjadi kekasih Kyu. Kyu semakin mendekatkan tubuhnya ke So Eun. So Eun pun termundur walaupun punggungnya sudah menempel di dinding.

“Apa kau tidak percaya kepadaku? Mau aku buktikan lagi seperti yang tadi?”tanya Kyu Hyun.

“Yang tadi apa?”tanya So Eun polos. Kyu Hyun tersenyum. Dia pun mendekatkan wajahnya ke wajah So Eun. So Eun yang mulai mengerti dengan maksud Kyu itu pun otomatis mengambil bantal yang ada disampingnya dan menghalangi Kyu Hyun yang berniat menciumnya lagi. Wajah So Eun yang terhalang bantal, Kyu Hyun langsung menarik bantalnya. Dia masih tetap tidak menyerah. Dia pun kembali mencium So Eun. So Eun pun tidak kalah menyerahnya. Dengan sigap, dia pun mengambil vas bunga dan memukul kepala Kyu Hyun. Sehingga vas pun pecah dan Kyu langsung pingsan di kasurnya dengan kepalanya yang berdarah. So Eun pun melambaikan tangannya di wajah Kyu yang tidak sadarkan diri.

Melihatnya masih pingsan, So Eun langsung turun dari kasurnya. Dengan kakinya yang masih sakit, dia pun berusaha keluar dari kamar Kyu dan menuju ke lift. Saat pintu lift itu terbuka, dia begitu kaget melihat temannya ada didalamnya.

“Goo Hye Sun!”teriak So Eun.

“So Eun!?”

*****

Kim Bum memasuki kamarnya. Dia pun memulai pencariannya. Mencari di seluruh ruangan yang ada di kamarnya. Tetap saja tidak ketemu.

“Apa dia belum kembali ke sini?”gumam Kim Bum. Dengan penuh khawatirnya, dia pun kembali keluar dari kamarnya. Terus melanjutkan pencariannya.

*****

“Apa! Kau dipaksa Kim Bum?” Hye Sun begitu terkejut mendengar cerita So Eun mengenai keberadaannya ada di New Caledonia.

“Iya. Gara-gara dia membayar utangku. Malah buat perjanjian lagi dengan Shin Hye. Kalau aku menolak keinginannya, aku mesti membayar ganti rugi 10 kali lipat. Shin Hye pun harus ikut membayarnya.”

“APA! 10 kali lipat?” Lalu Hye Sun menghitung jumlahnya dengan jari.

“Berarti…. Kau mesti membayar 100 juta won!?”seru Hye Sun. So Eun mengangguk sambil meminum teh hangat yang dibuat Hye Sun.

“Kalau ditambah dengan Shin Hye. Berarti totalnya 200 juta won! Astaga, dia benar-benar serakah sekali! Padahal sudah kaya. Beraninya menindas yang miskin!?”

So Eun mengangguk lagi. Menyetujui dengan perkataan Hye Sun.

“Ah! Ada lagi!? Ternyata dia punya adik tiri. Tetapi sayangnya. Adiknya sama menyebalkan dengan Kim Bum!?”

“Adik tiri? Menyebalkan bagaimana?”

Lalu So Eun pun menceritakannya dimulai dari pertemuannya dengan Kyu sampai insiden dikamar Kyu barusan.

“Astaga! Kenapa bisa terjadi begitu? So Eun kau tidak apa-apa?”panik Hye Sun sambil memeriksa keningnya , tangannya, hingga ke kakinya. So Eun pun meringis kesakitan saat So Eun menyentuh kakinya.

“Hei, Hye Sun! Jangan sentuh kakiku!”keluhnya.

“Maaf. Aku hanya ingin memeriksa kondisimu saja. Aku tidak sangka. Mendengar ceritamu, mereka itu tampan tetapi tidak ada etika sama sekali. Jangan-jangan… apakah mereka menyukaimu, So Eun?”

“Apa! Tidak. Tidak mungkin….”

“Kalau tidak mungkin, bagaimana mereka bisa menciummu dengan paksa? Bukankah itu artinya kau ada daya tarik. Astaga, sepertinya kau harus bersyukur bertemu mereka. Sudah tampan, kaya lagi!” So Eun langsung memukul bahu Hye Sun.

“Hye Sun! Berhentilah menggodaku!? Aku benar-benar tidak suka leluconmu.”ucap So Eun cemberut. Hye Sun hanya mesem-mesem melihatnya. Dia pun bangkit dari tempatnya menuju ke dapur.

“Ah iya! Hye Sun! Kau sendiri kenapa ada disini?”teriak So Eun.

“Aku kesini bersama Min Ho untuk mencari tempat resepsi pernikahan nanti. Kau tahu sendirikan. Pernikahanku ini akan digelar dua tempat. Yang pertama di pulau Jeju, dan yang satunya di New Caledonia ini.”jawab Hye Sun sambil mengaduk teh.

“Yah! Memangnya Min Ho punya uang sebanyak itu untuk menggelar resepsi disini?”

“Memangnya kau belum tahu, kalau perusahaannya meraih keuntungan yang besar beberapa bulan yang lalu.” Hye Sun meletakkan cangkirnya di depan So Eun dan So Eun pun meminumnya.

“Dan Min Ho menabungnya untuk pernikahan kami. Dia benar-benar hebat.”lanjutnya memuji sang calon suami. So Eun yang mendengarnya pun hanya tersenyum geli.

“Lalu kapan kau akan pulang ke Korea?”tanya So Eun.

“Besok, aku sudah pulang. Memangnya kau tidak lihat koperku disitu?” ucap Hye Sun sambil menunjuk kopernya disamping pintu kamar. So Eun pun menoleh lalu dia memikirkan sesuatu.

*****

Matahari telah terbit. Sosok pria yang terbaring di kasur pun mulai sadarkan diri sambil memegang kepalanya yang sedikit berdarah.

“Aduh.”keluh Kyu Hyun berusaha menahan rasa sakitnya. Matanya sedikit tersilau akibat sinar matahari yang menembus celah tirai itu. Kyu Hyun pun bangun dan duduk di kasurnya sambil menekan kepalanya yang sakit. Dia pun teringat dengan peristiwa semalam. So Eun memukul kepalanya dengan vas bunga. Tidak lama, Kyu Hyun tersenyum lucu.

“Dasar wanita itu.. Dia benar-benar memukulku. Kim So Eun. Akan kubalas kau nanti.”ucapnya sambil tersenyum sinis.

*****

Kim Bum pun sudah bangun dari tidurnya. Dia melihat sekelilingnya lagi. So Eun masih belum kembali. Kim Bum langsung turun dari kasurnya dan menatap heran.

“Apa dia masih marah?”tebaknya. Kim Bum pun menuju ke kamar mandi. Setelah sepuluh menit, Kim Bum pun selesai mandi. Dia pun menuju ke lemari pakaiannya. Saat dia membuka pintu lemari dan melihat isi lemari itu. Dia menyadari ada yang kurang. Pakaian So Eun tidak ada lagi di dalamnya. Kim Bum memikirkan sebentar. Tidak lama, dia pun mulai terkejut dengan keanehannya. Tidak perlu lama lagi, dia pun mengambil pakaiannya secara asal dan langsung memakainya.

*****

“Wanita ini. Saya pernah melihatnya, Tuan. Dia bersama temannya sedang melakukan check out disini.”ucap karyawan sambil mengecek nomor kamar yang sudah keluar setelah Kim Bum menunjukkan foto So Eun yang di bukit tadi. So Eun memang sudah menghapusnya, tetapi dia tidak mengetahui kalau Kim Bum memotonya lagi secara diam-diam. Kim Bum begitu terkejut mendengar So Eun sudah keluar dari hotel ini bersama temannya.

“Ah iya, dengan atas nama Goo Hye Sun.”jawabnya.

“Terima kasih.” Ucap Kim Bum menahan rasa marahnya kepada So Eun yang sudah mulai kabur darinya.

*****

So Eun langsung terbaring di kasurnya begitu telah sampai di tanah air tercintanya, Seoul.

“Ah! Akhirnya.. Aku sampai juga disini. Kakiku pun sudah mulai baikan.”ucap So Eun lega sambil mengelus kakinya mulai sembuh dari keseleonya.

“Kau yakin, Kim Bum tidak akan marah dengan kepergianmu yang diam-diam ini?”tanya Hye Sun sambil memasukkan pakaiannya kembali ke dalam lemari. So Eun langsung terbangun.

“Tentu saja. Dia pasti marah. Tetapi suruh siapa dia memaksaku untuk mengikuti kehendaknya.”

“Tapi… Apa kau tidak takut dengan ancamannya…. Yang ganti rugi itu!”ucap Hye Sun mengingatkannya. So Eun pun terdiam. Dia baru menyadari bahwa dia masih terlibat masalah berat ini. So Eun langsung mengacak rambutnya sambil kembali tertidur di kasurnya.

“Aish….! Aku tidak tahu! Lebih aku tidur saja!?”

Hye Sun hanya bisa menggeleng kepalanya.

*****

So Eun pun melakukan refreshing. Dia sengaja tidak bekerja lagi di rumah Kim Bum. Selain untuk menghindari kemarahan Kim Bum. Dia juga tidak ingin bertemu dengannya lagi. So Eun begitu tidak nyaman dengan suasana yang penuh paksaan. Dia pun memasuki sebuah toko baju. Dia hanya ingin mencari pakaian yang tepat untuk pesta pernikahan Hye Sun yang akan digelar beberapa minggu lagi. Dia mencari-cari gaun. Setelah hampir 30 menit dicarinya masih belum ditemukan. Dia pun pergi ke arah lain, dan dia melihat sebuah gaun yang menarik yang dipasang di sebuah patung. So Eun pun langsung mendekatinya tepat disamping ruang ganti atau kamar pas.

“Wah… bagusnya gaun ini.”puji So Eun melihat gaun putih. Dia pun melihat label harga yang bertuliskan 500.000 won.

“Astaga! Mahal sekali…”ucap So Eun. Seorang pria keluar dari kamar pas. Dia begitu terkejut melihat So Eun ada dihadapannya. Sementara So Eun menoleh pun ikut terkejut. So Eun berniat kabur namun tangannya langsung ditahannya.

“Kau mau kabur kemana, So Eun?”ucap Kyu Hyun dengan senyuman kemenangannya.

“Lepaskan aku! Aku tidak mau bertemu denganmu lagi.”jawab So Eun berusaha melepaskan tangan Kyu Hyun yang mencengkram pergelangan tangannya.

“Kenapa? Bukankah seharusnya kau meminta maaf atas pemukulanmu terhadapku.”

“Apa? Soal itu…. Karena kau melakukan pelecehan terhadapku.”

“Pelecehan?”

“Iya! Lepaskan aku!?”ucap So Eun langsung menggigit tangan Kyu Hyun. Kyu Hyun pun berteriak kesakitan dan So Eun berhasil kabur.

“Hei, Kim So Eun! Jangan lari kau!?”teriak Kyu Hyun mengejar So Eun yang mulai menjauh.

*****

So Eun pun berhasil menghindari kejaran Kyu Hyun. Dia pun bersembunyi di balik gang sempit. Sesekali dia mengintip Kyu Hyun yang berhenti karena mulai kehilangan jejak So Eun. Kyu Hyun pun melanjutkan pengejarannya. So Eun pun bisa keluar dengan lega karena Kyu Hyun berlari ke arah yang berbeda.

“Astaga. Hampir saja. Kyu Hyun, kau benar-benar jahat.”gumamnya kesal. Dia pun membalikkan badannya hendak pulang ke apartemen. Namun lagi-lagi dia terdiam kaget melihat sosok menyebalkan yang sama dengan Kyu Hyun. Kim Bum yang baru keluar dari mobil mewahnya di depan restoran.

“Astaga! Itu Kim Bum!”

Namun sialnya, Kim Bum pun melihat keberadaan So Eun.

“Hei, So Eun!?”panggil Kim Bum. So Eun pun terpaksa kembali berlari. Kim Bum mengejar So Eun yang mulai kabur. Kejar-kejaran pun mulai tidak bisa dihindari. So Eun berlari memutari arah yang tidak pasti. Yang penting, jauh dari kejaran Kim Bum. Namun karena nafasnya tidak kuat lagi untuk berlari. Dia pun terpaksa berhenti sambil melihat sekeliling. Memastikan Kim Bum tidak ada di belakangnya.

“Hosh.. hosh.. Kenapa nasibku jadi sial begini? Tadi ketemu Kyu. Sekarang malah Kim Bum.”kesal So Eun sambil mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Setelah nafasnya mulai membaik, So Eun pun kembali melanjutkan perjalanannya. Baru beberapa langkah, tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. So Eun tersentak kaget dan menoleh siapa yang memeluknya.

“Kim Bum!?”teriaknya. Kim Bum pun tersenyum sinis dengan penuh kemenangan.

“Akhirnya ketemu juga kau! Jelaskan! Kenapa kau langsung kabur dariku waktu di New Caledonia?”tanya Kim Bum masih memeluknya dengan erat.

“Karena aku tidak tahan dengan orang yang menyebalkan dan pemaksa sepertimu. Lepaskan aku!?”seru So Eun berusaha melepaskan pelukan Kim Bum yang makin kuat.

“Kau…” Kim Bum kesal. Dia pun memutarkan tubuh So Eun dan mengangkat So Eun di pundaknya.

“Hei! Turunkan aku!?”berontak So Eun sambil memukul punggung Kim Bum. Kim Bum tidak menggubrisnya. Dia terus berjalan menuju ke mobilnya.

*****

Setelah sampai dirumahnya, Kim Bum kembali menggendong So Eun dipundaknya. Seperti biasa, So Eun tetap berontak.

“Turunkan aku!?”teriak So Eun terus memukul punggung Kim Bum. Sampai Kim Bum memasuki rumahnya. Para pelayan pun jadi kaget dan heran melihat majikannya menggendong pelayannya. Miss Young Ae pun ikut terkaget.

“So Eun…”heran Yoon Ah melihatnya. Kim Bum mendekati Miss Young Ae.

“Miss Young Ae. Bisa kau panggilkan penata rias?”perintahnya.

“Tentu saja, Tuan. Tapi… untuk apa? Dan… Kenapa So Eun…..?” Miss Young Ae tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena masih terkejut. Kim Bum pun tersenyum licik.

“Tentu saja untuk wanita bodoh ini. Karena ada sesuatu, aku membutuhkannya. Jadi aku ingin kau meriasnya lebih cantik untuk acara nanti malam.”perintahnya lagi. Miss Young Ae hanya mengangguk mengerti. So Eun pun mendengar perkataannya.

“Apa kau bilang? Apa yang mau kau lakukan lagi terhadapku. Kim Bum! TURUNKAN AKU!?”

“Hei, DIAMLAH!?” giliran Kim Bum membentaknya sambil memukul pantatnya. So Eun dan seisi ruangan langsung terkejut melihatnya.

“Hei, Kim Bum! Kau memukul pantatku?”

“Memangnya kenapa?”ucap Kim Bum cuek sambil membawanya menuju ke ruangan. So Eun yang melihat Yoon Ah pun langsung berteriak.

“YOON AH!! TOLONG AKU!!??”

Mendengar namanya dipanggil, Yoon Ah ingin menolongnya namun dia juga jadi bingung.

“Kenapa Tuan Kim Bum jadi begini? Baru kali ini aku melihat Tuan Kim Bum bertingkah seperti itu.”gumam Yoon Ah heran dan sedikit syok yang akhirnya tidak berani ikut campur.

*****

So Eun masih cemberut di dalam mobil limusin yang sedang jalan. Sedangkan Kim Bum terus tersenyum melihat So Eun dengan rencananya yang selalu berhasil. Akhirnya mobil itu pun telah sampai di tempat tujuan. Sebuah hotel berbintang lima. Kim Bum diundang manajer hotel yang merupakan rekan bisnis untuk menyambut tahun baru. Sebelum turun, Kim Bum menggenggam tangan So Eun.

“Ingatlah So Eun. Kau masih ada utang denganku. Jadi kau jangan coba kabur dariku.”gertak Kim Bum sambil menarik So Eun yang masih cemberut. Para wartawan dan fotografer pun menyambut kehadiran mereka.

*****

Hari terakhir dimalam hari telah memasuki hari baru. Kembang api pun meluncur dengan indahnya menyambut tahun baru. So Eun yang melihat pertunjukan di lantai paling atas khusus pesta tahun baru pun mulai terpana dengan keindahan kembang api. Kim Bum yang ada disampingnya tersenyum melihat So Eun menikmati acaranya.

“Bagaimana menurutmu? Tidak rugikan aku membawamu kesini. Kelihatannya kau begitu menikmati.”ujar Kim Bum tanpa memandang So Eun. So Eun hanya mendelik kesal namun tidak lama, dia tersenyum. Kim Bum melirik So Eun yang masih memperhatikan peluncuran kembang api yang entah udah keberapa. Kim Bum langsung mencium pipi kanan So Eun yang dingin namun lembut. So Eun terkejut lagi sambil memegang pipinya. Dia melihat Kim Bum kembali tanpa memandangnya dengan senyumannya yang makin licik. Hati So Eun kembali dongkol.

“Hei! Lagi-lagi kau melakukannya!? Kenapa kau begitu senang menciumku?”tanya So Eun sambil memukul lengan Kim Bum dengan tas kecilnya. Kim Bum menoleh dengan ekspresi bingung.

“Kau bilang apa?” rupanya suara So Eun tenggelam oleh suara peluncuran kembang api yang masih berlanjut.

“Aku bilang. Kenapa kau begitu senang menci….” Lagi-lagi suara kembang api mengalahkan suara So Eun yang hendak bertanya.

“Senang apa?”tanya Kim Bum masih tidak bisa mendengar suara So Eun. So Eun benar-benar kesal.

“AKU MAU KE TOILET!?”teriaknya sambil meninggalkan Kim Bum yang akhirnya bisa mendengar perkataan So Eun.

*****

So Eun langsung menghapus bekas ciuman di pipi kanannya. Walaupun tidak kelihatan, namun tetap saja membuat So Eun jijik. Dia menambahkan air diwastafel lalu diusapnya lagi di pipi kanannya.

“Dasar, Kim Bum! Kenapa dia senang sekali menciumku? Tidak Kim Bum, tidak Kyu. Mereka benar-benar saudara yang jahat dan menyebalkan!?”kesal So Eun menatap cermin hingga seorang wanita pun masuk ke dalam toilet dan terkejut melihat So Eun.

“So Eun!”

So Eun pun menoleh yang memanggilnya namanya, “Shin Hye!?”

*****

Kim Bum hendak menyusul So Eun yang terlalu lama kembali dari toilet. Dia pun menyusuri lorong menuju ke toilet. Namun dia bertabrakan dengan seseorang. Dan dia pun menatap terkejut melihat sosoknya yang muncul lagi. Kyu Hyun.

“Kenapa kau ada disini?”tanya Kim Bum dengan ketusnya.

“Memangnya ada apa? Kau pikir hanya kau saja yang diundang? Aku juga diundang.”jawab Kyu membalas ketusannya.

“Oh… begitu. Aku pikir kau hanya mengikuti ibumu yang suka pamer kekayaan haramnya.”

Kyu Hyun geram mendengar Kim Bum menjelekkan ibunya. Namun tidak lama, dia mengontrolkan diri.

“Aku pikir kau sudah tidak peduli dengan ibuku. Rupanya kau masih mengingatnya ya. Tetapi aku tidak ada kaitannya dengan masalah ini. Jika kau ingin mengkritiknya bukankah lebih baik kau katakan saja langsung dengannya.”ucap Kyu Hyun. Giliran Kim Bum mulai emosi.

*****

“So Eun. Apa kau kenal Kyu Hyun?”tanya Shin Hye langsung. So Eun yang sedang minum jus di restoran hotel pun langsung tersedak.

“Apa maksudmu, Shin Hye?” So Eun balik bertanya.

“Aku yakin kau pasti tahu, kalau Kyu itu adik tirinya Kim Bum. Dia adalah sepupuku juga.”

So Eun baru menyadarinya, jika Kim Bum adalah sepupunya Shin Hye maka Kyu Hyun pun juga sepupunya Shin Hye.

“Bagaimana kau bisa mengenalnya? Dimana? Apa dia mengatakan sesuatu kepadamu?”desak Shin Hye penasaran. So Eun yang terheran dengan pertanyaannya pun mengernyitkan keningnya.

“Kenapa kau bertanya begitu?”

“Hei. Memangnya kau tidak tahu kalau hubungan mereka tidak akur?”

“Tentu saja aku tahu.”

“Nah. Itu dia. Karena aku begitu sayang dengan mereka. Aku ingin mereka akur seperti dulu lagi.”

“Ah! Dari tadi aku penasaran kenapa mereka bisa bermusuhan?”

“Ini semua karena keegoisan orang tua mereka.”

“Keegoisan?”

“Iya… Mereka…” Tiba-tiba ponsel Shin Hye berdering. Dia pun mengangkatnya.

Tidak lama, Shin Hye pun mengakhiri pembicaraan ponselnya.

“Maaf, So Eun. Kapan-kapan aku akan menceritakan mereka ya. Karena aku ada urusan.”ucap Shin Hye. So Eun hanya bisa mengangguk kecewa. Shin Hye pun memanggil pelayannya. Pelayan itu pun datang, lalu Shin Hye membayar pesanan mereka. Tidak lama, pelayan pun datang dengan uang kembaliannya.

“Nona Park Shin Hye. Maukah Anda menandatanganinya sebagai bukti Anda telah datang ke restoran kami.”ucap pelayan itu.

“Oh. Tentu saja!” Shin Hye pun menandatanganinya. So Eun yang melihat tanda tangan Shin Hye pun mengernyitkan keningnya. Dia pun langsung bertanya kepada Shin Hye.

“Shin Hye. Soal utangku…. Kau bilang Kim Bum yang membayar utangku.”

“Iya.”

“Lalu… kenapa tanda tanganmu berbeda dengan tanda tangan di surat perjanjian kalian.”

Shin Hye terbingung dengan perkataannya.

“Surat perjanjian? Perjanjian apa?”tanya Shin Hye bingung membuat So Eun terkejut.

“Surat perjanjian… katanya karena dia mau membayar utangku, kau langsung menandatangani surat perjanjian….”

“So Eun. Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Memang benar dia yang membayar utangmu, tetapi tidak ada surat perjanjian. Apalagi sampai tanda tangan. Dia hanya bilang, karena dia kasihan denganmu. Makanya dia bersedia membayar utangmu.”

“APA!?” So Eun tersentak kaget seakan terkena jantungan.

“T..tapi… surat perjanjian itu tertulis… kalau kita melanggar kesepakatan. Kita harus mengganti rugi sebanyak 200 juta won!”jelas So Eun.

“200 juta won apaan? Dia tidak pernah bilang begitu. Sekali lagi aku jelaskan, aku menerima uangnya untuk membayar utangmu dan tidak ada perjanjian sama sekali. Sudah dulu ya, So Eun. Aku buru-buru!?” ucap Shin Hye langsung meninggalkan So Eun yang masih terbengong dengan syoknya.

 

TO BE CONTINUED….

NB: SELESAI BACA, JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN YA!!!