My Prince Is Bad Boy [Part 9]: Playboy Ikan Dari Amerika

Ga Eul langsung menjitak kepala Lee Teuk yang berbicara mengajaknya jadian.

“Apa-apaan perkataanmu itu?! Kalau kau ingin menghiburku, tidak usah seperti itu. Lagi pula bukankah dulu kau menolakku? Kenapa kau malah berkata seperti itu?”kesal Ga Eul.

Lee Teuk hanya bisa mengusap kepalanya yang kesakitan. Jitakan Ga Eul memang begitu kuat.

“Waktu itu kan aku masih menganggapmu gadis sombong. Namun setelah dilihat ternyata kau itu menyenangkan. Lagipula sekarang aku memang menyukaimu. Aku ingin sekali kau jadi kekasihku.”

“Ck… lagi-lagi kau gombal seperti itu. Sekali lagi kau bicara seperti itu, aku akan memecahkan kepalamu! Tidak tahu kalau aku sedang sedih begini, kau malah membuatku emosi. Sudahlah, Lee Teuk antarkan aku pulang!”seru Ga Eul bangkit dari kursinya dan berjalan keluar. Lee Teuk hanya bisa menghembus nafasnya sambil memandang Ga Eul.

“Bagaimana jika itu benar, Ga Eul?”gumamnya.

*****

“Kau serius, So Eun? Kau mau menikah denganku?”ucap Kim Bum yang masih tidak percaya dengan perkataan So Eun barusan. Dia berharap apa yang didengarnya itu benar.

“Iya. Kenapa? Kau tidak senang?”ujar So Eun standar. Kim Bum langsung memeluknya.

“Tidak, So Eun. Tidak. Aku sangat senang. Senang sekali!?”teriak Kim Bum. So Eun yang dipeluknya hanya terdiam dengan ekspresinya yang begitu malas.

“Aku akan membuatmu menyesal karena sudah memaksaku untuk menikah denganmu.”batin So Eun.

*****

Pagi harinya, Ga Eul begitu ragu untuk menghampiri kakaknya. Dia melihat So Eun sibuk membaca majalah. Dia ingin sekali menanyakan hal kejadian tadi. Tiba-tiba dia mendengar teriakan So Eun.

“AISH!!! Kedua lelaki gila itu benar-benar membuatku mati!? Kenapa Kyu Hyun begitu tega menciumku? Kim Bum juga! Kenapa dia terus memaksaku untuk menikah dengannya? Padahal aku tidak mencintai mereka berdua. Memangnya apa salah diriku sehingga dapat masalah seperti ini? Aku merasa, diriku ini menjadi umpan saja. Buktinya setiap mereka bertemu selalu aja aku yang jadi sasaran kemarahan mereka. Memangnya mereka ada masalah apa sih? Padahal mereka itu saudara. Hhhhh…. Aku sangat heran.”ucap So Eun sambil membanting majalahnya karena begitu kesal dengan kejadian yang dialaminya. Kemudian So Eun kembali menuju ke kamarnya. Ga Eul yang tidak sengaja mendengar keluhan So Eun pun mengeritkan dahinya. Dia merasa sedikit aneh. Ga Eul kembali ke kamarnya. Dia pun merenungi perkataan So Eun barusan.

*****

So Eun begitu bosan. Sangat membosankan.

“Sayangku. Bagaimana menurutmu? Gaun ini pasti sangat cocok untukmu.”ucap Kim Bum yang sedang melihat-lihat majalah pernikahan. So Eun hanya bisa tersenyum dengan paksa.

“So Eun. Kenapa kau diam saja? Apa kau tidak suka dengan gaun ini?”

“Heh? Ah… Tidak.. Aku suka gaun ini. Hanya saja, gaun ini kurang mahal.”jawab So Eun seakan sengaja bersikap matre di depan Kim Bum.

“Benarkah?”

“Tentu saja, Sayangku.”ucapnya dengan setengah hati. Rasanya begitu menjijikkan harus memanggil Kim Bum dengan sebutan ‘Sayang’. Tanpa curiga, Kim Bum kembali melihat majalah itu.

*****

Ga Eul sedang menunggu jawaban Kyu Hyun. Terlihat Kyu Hyun begitu lama menjawabnya.

“Katakan Kyu Hyun. Apa kau mencintai kakakku?”Tanya Ga Eul lagi. Kyu Hyun kembali menatapnya dengan tatapan serius.

“Iya. Aku mencintainya.”

Ga Eul begitu terkejut mendengarnya. Padahal dia berharapa apa yang dipikirnya itu salah. Bagaimana bisa Kyu Hyun bisa berkata yakin seperti itu? Hati Ga Eul mulai merasa sakit. Sangat sakit.

“Te… tapi… pertunangan kita ini….”

“Aku memanfaatkanmu.” Kyu Hyun menyambungnya. Ga Eul kembali memandangnya. Dia tidak mengerti.

“Apa maksudmu?”

“Aku memanfaatkan pertunangan kita agar aku bisa bertemu dengan kakakmu, Kim So Eun. Agar aku bisa merebut So Eun dari kakakku, Kim Bum.”

“Kyu Hyun….” Ga Eul ingin bertanya lagi namun ada beberapa orang datang.

“Hei, Kyu Hyun!”teriak mereka. Kyu Hyun membalikkan badannya dan tersenyum melihat kedatangan temannya tak terkecuali Lee Teuk.

“Wah! Sudah lama tidak bertemu kau semakin gagah saja!?”ucap salah satu temannya. Ga Eul hanya menunduk sambil menahan tangisannya. Dia tidak ingin air matanya menetes didepan mereka. Namun Lee Teuk menyadari kondisi Ga Eul yang aneh.

“Oh iya, siapa wanita dibelakangmu?”celetuk salah satu teman wanitanya. Kyu Hyun melirik Ga Eul. Ga Eul pun menatap Kyu Hyun.

“Dia adalah temanku.”

Hati Ga Eul pun bertambah sakit mendengarnya. Seakan Kyu Hyun tidak menganggapnya dan memperkenalkannya sebagai tunangannya. Kini semakin jelas, Kyu Hyun memang tidak mencintainya. Tetapi Ga Eul yang terlanjur mencintainya kini tidak tahu harus bersikap bagaimana. Dia ingin sekali menangis. Lee Teuk yang melihatnya langsung menghampirinya.

“Ah! Sayangku, rupanya kau ada disini!”seru Lee Teuk sambil memeluknya sehingga para tamu dan Kyu Hyun tidak melihat Ga Eul yang mulai menjatuhkan tetesan air matanya.

“Heh? Lee Teuk! Dia kekasihmu?”Tanya salah satu wanita itu lagi.

“Iya. Tentu saja.”jawab Lee Teuk sambil memandang Kyu Hyun yang terlihat terkejut.

“Untung kau sudah datang, sayangku. Bagaimana kalau kita masuk dulu?” ujar Lee Teuk menuntun Ga Eul yang berada dipelukannya masuk ke dalam ruangan itu. Tanpa mempedulikan tatapan heran Kyu Hyun.

*****

So Eun telah sampai dirumah setelah seharian menemani Kim Bum untuk mencari persiapan pernikahannya nanti. So Eun hanya tersenyum paksa melihat Kim Bum yang begitu bahagia.

“So Eun. Terima kasih untuk hari ini. Aku sungguh senang akhirnya kau mau menerimaku.”

“Ah.. iya-iya. Tapi… ada satu hal yang membuatku sungguh penasaran.”

“Apa?”

“Kenapa kau selalu bermusuhan dengan Kyu Hyun? Bukankah dia adikmu? Yah… walaupun adik tiri.”

Kim Bum langsung terdiam mendengar pertanyaan So Eun. Dia tidak langsung menjawabnya. Terlihat raut wajahnya yang sangat tidak suka membahasnya.

“Hhhh… bisakah kita tidak bicarakan ini dulu?”ujarnya.

“Hah? Sungguh?” So Eun terlihat sedikit kecewa. Kim Bum tidak menjawabnya.

“Aku mengerti. Aku masuk dulu ya!”seru So Eun dengan cueknya. Kim Bum hanya memandangnya yang sedang memasuki rumah. Kim Bum kembali masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan lokasi itu.

*****

Ga Eul terus terdiam menyaksikan tunangannya yang sedang bermain gitar. Band mereka sedang melakukan pertunjukan. Lee Teuk begitu menghayati menyanyikan lagunya, namun dia tidak lupa memandang Ga Eul yang terus muram menatap Kyu Hyun. Lee Teuk pun melirik Kyu Hyun yang masih asyik bermain gitar tanpa mempedulikan Ga Eul yang sedang memperhatikannya. Lee Teuk tersenyum kecil. Sambil bernyanyi, dia pun menghampiri Ga Eul. Ga Eul jadi terkejut dan terpaksa mengikutinya naik panggung bersama Lee Teuk dan Kyu Hyun yang disampingnya. Lagi-lagi, Kyu Hyun tidak memandangnya. Sedangkan Lee Teuk masih bernyanyi dan sesekali melakukan sentuhan mesra kepada Ga Eul sehingga Ga Eul jadi bingung dengan sikap Lee Teuk yang begitu aneh. Lee Teuk melirik Kyu Hyun lagi, dia masih tidak memandangnya.

“Hei, Lee Teuk! Apa yang sedang kau lakukan?”bisik Ga Eul yang merasa gelisah saat tangannya memeluk pinggul Ga Eul. Lee Teuk tidak menjawabnya. Dengan refleks, Lee Teuk langsung mencium bibir Ga Eul yang sukses membuat Kyu Hyun menyaksikan kejadian tersebut.

Ga Eul pun hanya bisa terdiam paku saking terkejutnya begitu juga Kyu Hyun. Pertunjukan pun selesai, para tamu yang menyaksikan pun bertepuk tangan dan menyoraki adegan ciuman yang dilakukan Lee Teuk. Ga Eul yang benar-benar kebingungan dan kesal langsung menarik Lee Teuk turun dari panggung dan pergi menuju ke luar ruangan, tanpa disadarinya Kyu Hyun pun terus memperhatikannya.

Setelah di luar ruangan dan sepi, Ga Eul langsung melepaskan tangan Lee Teuk.

“Lee Teuk! Apa-apaan kau ini?! Kenapa tadi kau menciumku?”Tanya Ga Eul yang begitu emosi. Bukannya merasa bersalah, Lee Teuk malah tersenyum. Dia malah mendekati Ga Eul yang mulai termundur hingga punggungnya menempel tembok. Lee Teuk pun memenjarakan tubuh Ga Eul dengan kedua tangannya.

“Kenapa kau begitu emosi? Ini bukan ciuman pertamamu kan?”ujar Lee Teuk. Ga Eul terdiam. Dia membuang muka. Lee Teuk tersenyum lagi.

“Apa kau lupa? Kalau tidak salah, kau yang mulai duluan. Ah… atau aku lakukan lagi agar kau bisa mengingatnya?”

Ga Eul menatap terkejut. Terlihat Lee Teuk siap-siap menciumnya lagi. Ga Eul pun tidak bisa bergeming lagi karena kedua tangannya telah menahan tubuhnya. Detik-detik kedua bibir mereka hampir mendekat, tiba-tiba bahu Lee Teuk ditahan. Ditariknya, dan memukul wajah Lee Teuk dengan keras hingga jatuh tersungkur dan bibirnya berdarah. Ga Eul tidak percaya apa yang dilihatnya.

“Kyu Hyun…”

Terlihat raut mukanya yang begitu emosi.

“Kenapa kau lakukan itu didepanku?”ujar Kyu Hyun kesal saat melihat Lee Teuk yang sibuk menyeka bibirnya yang berdarah. Kyu Hyun langsung menarik tangan Ga Eul dengan kasar dan pergi meninggalkan Lee Teuk. Melihat itu, Lee Teuk pun tersenyum geli.

“Katanya kau tidak peduli dengannya. Kenapa ekspresi wajahmu terlihat begitu menyebalkan?”gumam Lee Teuk saat melihat ekspresi Kyu Hyun yang sudah lama tak dilihatnya.

*****

Telepon terus berdering. Ibu Hye Hyeong yang sedang sibuk membaca dokumen terpaksa menundanya. Dia pun segera mengangkat telepon itu dan menjawabnya.

“Halo…”

“Halo, Bibi Hye Hyeong! Bagaimana kabar, Bibi?”

“Kau….”

*****

Ga Eul sungguh tidak menyangka dengan kejadian tadi. Kyu Hyun memukul wajah Lee Teuk? Dia terus memandang Kyu Hyun yang berkonsentrasi menyetir mobilnya.

“Kyu… Kenapa kau….” Ga Eul begitu berhati-hati bertanya kepada Kyu Hyun. Belum selesai bertanya, tiba-tiba Kyu Hyun mengerem mendadak. Mobilnya pun berhenti. Tepat di depan pagar rumah Ga Eul. Alhasil, Ga Eul sedikit ketakutan. Hampir saja jantungnya copot, mengira mobilnya akan menabrak pagarnya.

“Kau…” Kyu Hyun memandangan Ga Eul dengan tatapan yang mengerikan.

“Walaupun aku sedang memanfaatkanmu dengan pertunangan kita. Namun bukan berarti aku akan membiarkanmu berciuman dengan pria lain. Aku masih membutuhkanmu.” lanjutnya.

“Ap.. Apa maksudmu?”

“Kau tahu, kalau aku mencintai kakakmu. Aku memanfaatkanmu agar aku bisa mendapatkan hati kakakmu. Kau… mengerti maksudku?”

Ga Eul pun menganga mendengarnya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Ingin bertanya namun tidak tahu harus bertanya apa. Dirinya sungguh shock.

“Keluarlah dari mobilku.”usirnya tanpa memandang Ga Eul.

Dengan berat hati, Ga Eul pun keluar dari mobilnya. Kyu Hyun memutarbalik setirannya dan meninggalkan Ga Eul. Perlahan, air mata Ga Eul yang sedari tadi ditahannya pun keluar.

*****

So Eun terus memondar mandir di kamarnya. Rasanya dia sedikit menyesal telah menerima lamaran Kim Bum. Walaupun niatnya adalah untuk membuat Kim Bum menyesal. So Eun duduk di kasurnya.

“Astaga…. Apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Bagaimana caranya aku mengubah sifat egoisnya? Aku bisa mati berdiri jika aku benar-benar akan jadi istrinya. Ya ampun, AKU TIDAK MAU!?”jeritnya. Tiba-tiba pintunya terbuka dengan kasar. So Eun begitu terkejut mendengarnya.

“Ga Eul?”

Ga Eul hanya bisa memandang So Eun dengan penuh kesedihannya. Ga Eul berlari memeluk So Eun.

“Ga Eul. Kau kenapa? Kenapa kau menangis?”cemasnya.

“Kak So Eun. Katakan kepadaku. Apakah kakak menyukai Kyu Hyun? Apakah kakak mencintai Kyu Hyun?”

“Ap… Apa maksudmu?”

Ga Eul melepaskan pelukannya dan memandang serius. So Eun terdiam kebingungan.

“Hubungan Kakak dengan Kyu Hyun…. Bagaimana? Kenapa dia begitu mencintai Kakak? Padahal Kakak sudah punya tunangan, Kak Kim Bum.”

“Ga Eul. Apa yang sedang kau bicarakan?” So Eun masih tidak mengerti dengan arah pembicaraannya.

“Kakak! Bisakah kakak menceritakan bagaimana Kakak bisa bertemu dengan Kyu Hyun?” Ga Eul bertanya lagi tanpa menjawab pertanyaan So Eun. So Eun hanya bisa terdiam.

*****

Lee Teuk sibuk mengobati luka di wajahnya. Pukulan Kyu Hyun benar-benar kuat.

“Kurang ajar, Kyu. Kau begitu berniat merusak wajah tampanku.”kesal Lee Teuk sambil menatap wajahnya di cermin. Ponselnya berdering, Lee Teuk langsung mengangkatnya tanpa melihat nama penelpon.

“Halo.”

“Lee Teuk.” Lee Teuk menghentikan pengobatannya setelah mendengar suaranya.

“Ga Eul. Tumben kau menelponku? Aku kira kau sedang marah kepadaku.”

“Aku memang sedang marah denganmu. KAU SUNGGUH KETERLALUAN!?”jerit Ga Eul. Lee Teuk terpaksa menjauhi ponsel dari telinganya.

“Hei. Kalau kau memang sedang marah. Kenapa kau meneleponku?”

“Aku butuh saranmu?”

“Apanya?”

“Tentang Kyu Hyun. Bagaimana caranya aku menghadapinya?”

“Kenapa? Apa dia menyakitimu lagi?”

“…….”

“Ah… Aku mengerti. Caranya adalah kau lupakan saja dia dan jadilah kekasihku saja.”

“KAU BENAR-BENAR INGIN MATI YA!?” Lagi-lagi Lee Teuk menjauhi ponselnya. Takut gendang telinganya pecah saat mendengar jeritan marahnya.

“Hei, kenapa kau terus-terusan berteriak? Ini sudah malam. Nanti orang-orang dirumahmu akan terbangun.”

“Lee Teuk! Aku tidak ada mood meladeni candaanmu. Hhhh…. Sepertinya aku salah meneleponmu.”

“HAHAHAHAHA!?”

“Kenapa kau tertawa?”

“Sudah lama kita tidak bertengkar seperti ini. Aku senang kau kembali jadi wanita yang galak. Jujur, begitu melihatmu disamping Kyu Hyun. Aku sangat kasihan denganmu. Itu bukan sifatmu yang sebenarnya. Apa Kyu Hyun telah mengambil sifat ceriamu?”

“Lee Teuk…”

“Kim Ga Eul. Kau mau saranku bagaimana menghadapi Kyu Hyun? Ikutilah kata hatimu, dan jangan kau palsukan sifat aslimu. Kyu Hyun tidak suka dengan wanita yang terlalu penurut. Kau tahu kenapa dia bisa menyukai kakakmu? Selain cantik, dia juga telah jatuh cinta dengan sifat kakakmu yang penuh pemberontakan. Dia suka dengan tantangan. Kembalilah jadi dirimu yang dulu. Bagaimana? Kau mengerti?”

“Iya. Aku mengerti. Terima kasih atas saranmu, Lee Teuk.”

“Tidak apa-apa. Sebagai bayarannya, maukah kau jadi kekasihku setelah berpisah dengan Kyu Hyun nanti?”

“Hentikan ocehan konyolmu, Lee Teuk! Sekali kau menolakku, maka aku menolakmu selamanya.”

“Yah… Ga Eul. Kenapa sekarang kau lebih kejam dari pada yang dulu.”

“Masa bodoh. Bye-bye.”

‘Klik’

Tidak ada suara lagi. Percakapan pun terputus. Lee Teuk tersenyum. Tidak lama, dia pun tertawa seakan mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

*****

Pada siang harinya, Kyu Hyun pun telah sampai di tempat tujuannya. Dia memiliki janji dengan Ga Eul. Dia segera memasuki kafe. Terlihat seorang punggung wanita yang dikenalnya sedang duduk menunggunya. Kyu Hyun langsung menghampirinya dan duduk dihadapannya.

“Kau memotong ponimu?”Tanya Kyu Hyun basa basi saat melihat penampilan Ga Eul yang baru. Ga Eul hanya tersenyum. Bukan tersenyum malu.

“Ada apa? Hingga kau menyuruhku datang kesini.”Tanya Kyu Hyun langsung.

Ga Eul langsung melepaskan cincin yang melingkar dijarinya dan menaruh di meja tepat didepan Kyu Hyun.

“Apa ini?”

“Choi Kyu Hyun. Aku membatalkan pertunangan kita.”ucap Ga Eul dengan serius.

“Apa maksudmu?”

“Aku tidak mau menikah dengan orang yang mencintaiku.”singkatnya langsung berdiri dan meninggalkan Kyu Hyun yang begitu terkejut dengan apa yang didengarnya.

“Wanita sialan itu.” Tidak terima dengan keputusannya. Kyu Hyun langsung mengejar Ga Eul keluar. Dia langsung menahan tangan Ga Eul.

“Ada apa? Lepaskan tanganku!?”

Kyu Hyun tidak mau melepaskan tangannya, “Apa maksudmu membatalkan pertunangan kita?”

“Aku begitu lelah menghadapi sifat cuekmu. Aku begitu berharap kau mencintaiku seperti aku mencintaimu. Kau terus mengharapkan Kakakku. Kenapa?”

Kyu Hyun melepaskan tangannya. Dia hanya terdiam saat mendengar perkataan Ga Eul.

“Kau pikir aku bodoh? Kau pikir aku wanita lemah yang bisa dimanfaatkan olehmu? Sekarang, walaupun aku masih mencintaimu. Tetapi aku tidak mau terus diam diperlakukan seperti ini.”ucapnya langsung membalikkan tubuhnya hendak pergi dari Kyu Hyun yang masih menunduk. Namun sebelum itu, Ga Eul kembali berbalik menghadap Kyu Hyun.

“Oh iya, sekali lagi. Kau tidak akan bisa mendapatkan cinta kakakku. Kau pasti tahu kenapa? Karena Kakakku tidak pernah mencintaimu. Percuma kau mengharapkannya.”kata Ga Eul sambil mengibaskan rambutnya dan berbalik pergi meninggalkan Kyu Hyun yang terlihat terpana melihat sikapnya yang berbeda.

“Dia itu… Apa-apaan sikapnya itu.”ucap Kyu Hyun tertawa geli.

*****

So Eun begitu berat membawa barang-barang belanjaannya.

“Memang sungguh enak bisa menghabiskan uang Kim Bum yang super kaya itu. Tetapi kenapa aku begitu banyak belanja barang ini ya? Wah…. Pasti penyakit shoppingku kumat lagi. Astaga. Aku berharap jangan kejadian seperti dulu lagi.” So Eun begitu ambil hikmah kejadiannya dengan Shin Hye dulu. So Eun terus melihat-lihat isi belanjaannya. Sungguh banyak, ada baju, sepatu, tas, dan barang mewah lainnya.

“Tapi tidak apa-apalah. Dengan begini, mungkin dia tidak akan tahan dengan sifat matreku lalu dia sendiri yang akan membatalkan pernikahannya. Hohohoho!!!”

So Eun begitu tertawa gila saat memikirkan rencananya. Dia sedang menunggu mobil jemputannya di pinggir jalan. Tiba-tiba terdengar suara aneh. Karena penasaran, So Eun membalikkan badannya, dia bersembunyi dibalik tembok. Terlihat kedua pria sedang berpelukan mesra.

“Astaga! Apa yang sedang mereka lakukan?” So Eun begitu terkejut dengan kemesraan mereka.

Baru kali ini dia melihatnya secara langsung. Ingin melihat lebih lama, namun mobilnya sudah datang. Terpaksa So Eun menyudahi pengintipannya itu. So Eun pun masuk ke dalam mobil beserta barang belanjaannya.

“Padahal mereka tampan. Tetapi kenapa mereka seperti itu? Apa mereka homo?”gumamnya saat mobilnya sudah berjalan meninggalkan tempat itu.

Di tempat yang tadi, kedua pria itu pun melepaskan pelukannya.

“Bagaimana?”

“Sepertinya berhasil, dia terlihat sangat kecewa. Akhirnya, aku bisa berpisah dengannya dengan aman.”

“Makanya kau mesti cari wanita yang tidak psikopat. Sungguh mengerikan dia mengikutimu terus. Tapi… jujur, aku sungguh tidak menyukai kejadian tadi. Kenapa kau tiba-tiba mencium pipiku?”

“Hei, kalau aku tidak melakukan itu. Dia tidak akan percaya padaku.”

“Tapi tetap saja. Itu sangat menggelikan. Padahal aku normal.”

“Sudahlah. Lagipula tidak ada orang lain yang melihat kejadian tadi. Ayolah…. Jangan marah denganku. Atau mau aku menciummu lagi?”

“Aish… Sudah cukup! Ayo kita pergi!?”

*****

“Ke Busan?” seru So Eun dan Ga Eul saat mendengar penawaran ibunya.

“Iya. Lagi pula sebentar lagi kalian akan menikah. Bukankah kalian harus menghabiskan masa-masa bahagia kalian sebagai kakak adik sebelum menjadi istri?”

Ibu Hye Hyeong belum mengetahui pembatalan pertunangan Ga Eul dan Kyu Hyun. Sementara itu, So Eun masih berusaha mencari cara agar Kim Bum membatalkan pernikahannya sendiri.

“Hei! Kenapa kalian melamun?” ucap Ibu Hye Hyeong sambil bertepuk tangan menyadari kedua putrinya.

“Heh? Tidak… Tidak ada apa-apa, Ibu.” Kompaknya. So Eun dan Ga Eul saling pandang.

“Hei, ada apa kalian ini? Kenapa kalian begitu kompak menjawabnya?”

Mereka hanya terdiam. Lalu Ibu Hye Hyeong menghampiri Ga Eul.

“Ini tiket kalian berdua. Dan disitu ada alamat villa, kalian akan nginap disana.”

“Ibu… katakan yang sejujurnya. Aku yakin ini pasti bukan hanya soal liburan.”curiga Ga Eul. So Eun hanya terdiam bengong.

“Ah… Baiklah. Sepupumu dari Amerika akan segera datang kesini. Dia memintamu untuk menemani liburannya di Busan.”

Ga Eul langsung berdiri. So Eun masih tetap dengan bengongnya, dia benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraannya.

“Ibu! Jangan bilang, kalau sepupu yang dimaksud Ibu itu adalah dia.”

Ibu Hye Hyeong mengangguk pelan.

“Astaga! Tidak mungkin!?” seru Ga Eul memegang lehernya seakan ada kapal jatuh di kepalanya.

“Ada apa, Ga Eul?” So Eun pun jadi panik. Dia beneran tidak mengerti. Memangnya siapa sepupunya yang dari Amerika itu.

“BIBI HYE HYEONG!!??” terdengar suara teriakan dibawah.

“Ah! Sepertinya dia sudah datang. Ga Eul, cepat turun! Kau temui dia. So Eun, kau juga!?” So Eun hanya mengangguk walaupun tidak mengerti sedangkan Ga Eul begitu sangat tidak bersemangat.

*****

Dua mobil berhenti berhadapan di depan rumah Ga Eul dan So Eun. Kedua pria pun keluar dari mobilnya masing-masing. Mereka begitu terlihat sangat malas.

“Kenapa kau disini? Percuma saja kau mendapatkan So Eun, karena dia milikku. Sebentar lagi, kami akan menikah.”

“Sudah cukup promosimu? Aku datang kesini mau ketemu Ga Eul. Ada masalah?”

Kyu Hyun dan Kim Bum pun saling ngotot. Dan terpaksa mereka masuk bersama.

*****

Ga Eul dan So Eun pun turun menemui sepupunya yang baru saja tiba dari Amerika. Terlihat kedua pria itu asyik berbicara. Mereka pun melihat kemunculan Ga Eul dan So Eun.

“YAAA!!! GA EUL-KU SAYANG!!???”teriaknya sambil memeluk Ga Eul. Ga Eul yang risih langsung melepaskan pelukannya.

“Hei, Lee Hyuk Jae! Sudah ku bilang jangan peluk aku lagi!?”seru Ga Eul yang benar-benar tidak ikhlas menyambut kehadirannya. Namun sepupunya yang bernama Lee Hyuk Jae itu malah memberi kecupan bibirnya. Kontan saja, Ga Eul shock tak terkecuali So Eun.

“Hyuk Jae! Kenapa kau menciumku?”

“Lah? Memangnya kenapa? Di Amerika, udah terbiasa kok dengan salam ciuman ini.”jawab Hyuk Jae santai. Ga Eul tambah shock. Maklum, sudah 15 tahun Hyuk Jae tinggal di Amerika.

“YAA!! Tapi kita ini kan sepupu!?”seru Ga Eul, “Walaupun bukan sepupu kandung.”gumamnya.

Sementara itu, So Eun melihat pria yang ada disampingnya.

“Mereka berdua… sepertinya aku pernah lihat. Dimana ya?” So Eun malah sibuk berpikir. Pria itu pun mendekati So Eun.

“Hei… kau mirip sekali dengan Ga Eul. Apa kau saudara kembarnya?”tanyanya. So Eun hanya mengangguk.

“Kenalkan, aku sahabatnya Hyuk Jae. Namaku, Lee Dong Hae.”ucap Dong Hae sambil  memberi kecupan bibir ala Amerika dan memeluk So Eun. Kini giliran So Eun yang semakin shock begitu juga Ga Eul.

“Siapa dia? Kenapa dia mencium Kak So Eun?”Tanya Ga Eul kepada Hyuk Jae.

“Ah… Aku lupa memperkenalkan kalian. Dong Hae, kesini!” Dong Hae pun menanggapi panggilan Hyuk Jae.

“Dia ini Lee Dong Hae, sahabat baikku. Dong Hae, ini sepupu yang paling aku cintai. Kim Ga Eul.”

“Oh… Apa kabar!”salam Dong Hae hendak memeluk Ga Eul. Namun Ga Eul malah kabur ke samping So Eun.

“Sepertinya pergaulan kalian begitu parah.”umpat Ga Eul begitu merinding.

Tanpa mereka ketahui, Kyu Hyun dan Kim Bum yang datang ke rumahnya pun hanya terpaku diam. Mereka menyaksikan salam ala Amerika khususnya salam kecupan bibir yang sukses membuat mereka terdiam seribu bahasa.

“Ah… Kyu Hyun!”seru Ga Eul menyadari kedatangan mereka. So Eun pun ikut menoleh, dia melihat Kim Bum berdiri disampingnya. Sementara itu, Hyuk Jae dan Dong Hae malah terkejut melihat kedatangan mereka.

“Hei, kau…. Bukankah kau Choi Kyu Hyun?”ujar Hyuk Jae.

“Uhmm… sepertinya aku mengenalmu. Kau Kim Sang Bum kan?”Tanya Dong Hae yang merasa familiar saat melihat Kim Bum.

“Dia… Si Playboy Ikan itu kenapa ada disini?”gumam Kyu Hyun dan Kim Bum bersamaan.

TO BE CONTINUED…..

NB: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN YA ^^