Darling and Wedding [Part 10/Final]: Cinta Sejati Telah Kembali

“Ngomong-ngomong tentang So Eun. 3 hari yang lalu aku bertemu dia dikampus untuk pameran foto. Aku tidak menyangka kalau dia sekarang lebih cantik dan kelihatan sisi feminim.”

Jessica terkejut mendengar Yun Ho bertemu So Eun.

”Kakak bertemu dia?”tanya Jessica panik. Yun Ho mengangguk heran.

”Kakak. Bisa bawa aku ke sana?”

”Hah?”
”Aku ingin ketemu dia. Aku ingin menebus semua kesalahanku.”

Jessica makin panik dan cemas. Yun Ho pun jadi bingung.

”Apa maksudmu, Jessica?”

”Aku mohon, Kak. Pertemukan aku dengannya.” Jessica tidak menjawab pertanyaan Yun Ho. Yun Ho terdiam. Tidak lama, dia pun mengangguk.

“Baiklah.”

*****

Eun Hye makin tidak karuan. Dia sudah tidak bisa mengendalikan hatinya yang gelisah. Bahkan minuman pesanannya telah habis. Ibu Ye Jin pun telah datang. Eun Hye langsung berdiri hormat kepadanya. Ibu Ye Jin tidak menggubrisnya. Dia langsung duduk. Eun Hye pun jadi salah tingkah. Eun Hye pun terpaksa duduk kembali.

”Tante. Ada perlu apa? Sampai memanggilku kesini.”tanya Eun Hye pelan.

”Aku sudah tahu semuanya.”

”Apa?”
”Min Ho menceritakan semuanya kepadaku. Teganya kau menghancurkan hubungannya dengan Goo Hye Sun.”ujar Ibu Ye Jin menekankan kata-katanya.

”Maksud, Tante apa? Saya tidak mengerti.” Eun Hye berusaha mengelak tuduhannya.

Ibu Ye Jin menggebrak meja sehingga mengagetkan para pelanggan yang ada di kafe termasuk Eun Hye.

”Kau tidak usah bohong! Apa kau tidak bisa membiarkannya bahagia? Kau tahu? Dia sudah cukup lama menderita begitu melihatmu memilih bersama orang lain. Butuh waktu lama, dia merelakanmu untuk orang lain. Kini. Kenapa disaat dia memiliki pengganti, justru kau malah menghancurkannya? Bukankah kau bilang kau sudah tidak bahagia bersama Min Ho. Justru kau memilih bahagia bersama orang lain. Kenapa kau tidak bisa membiarkannya bahagia bersama Hye Sun? Kenapa?!”tegas Ibu Ye Jin. Sehingga Eun Hye pun terkejut mendengar suara marahnya yang cukup keras.

”Sa…Saya… Uhm… Ng….” Eun Hye bingung menjawabnya. Eun Hye pun memilih diam.

”Yoon Eun Hye. Aku peringatkan untukmu. Kalau Hye Sun sampai benar-benar meninggalkan Min Ho karenamu. Aku bersumpah, kau tidak akan pernah bahagia SELAMANYA.”ancamnya. Eun Hye pun jadi ketakutan.

Tanpa pamit, Ibu Ye Jin langsung meninggalkan kafe.

Eun Hye pun hanya bisa pasrah. Dia pun ikut berdiri. Pulang menuju ke rumahnya.

*****

Eun Hye pun telah sampai di rumah. Dia melihat sebuah plastik tergeletak di atas meja. Eun Hye pun membukanya. Sebuah novel biru yang berjudul I WISH. Eun Hye melihat nama pengarangnya.

”Goo Min Sun?”

Eun Hye juga membaca pesan di kertas kecil. Rupanya novel ini dari temannya. Kelihatannya menarik. Eun Hye pun membacanya sambil merebahkan dirinya di kasur.

*****

Kenapa kisahnya hampir sama dengan kisah Eun Hye? Eun Hye benar-benar tidak bisa menghentikan tangisannya. Dia sungguh merasa bersalah dengan Hye Sun dan Min Ho. Sebuah novel yang begitu menggugahkan hatinya. Eun Hye pun telah sadar bahwa dirinya telah jahat. Eun Hye pun menghidupkan channel Tvnya.

”Wah… ramai sekali penggemarnya. Sepertinya novel kali ini laku keras! Banyak yang menyukai kisah novel ini. Baiklah. Mari kita lihat apakah Min Sun benar-benar sangat senang melihatnya?”ujar presenter dan kameramennya sambil berlari menuju pengarang yang bernama Goo Min Sun yang sedang sibuk menandatangani novelnya.

”Wah…. Min Sun. Anda pasti capek sekali untuk menandatangani ratusan novel.”

”Oh… tidak. Ini adalah hasil kerja kerasku dalam menulis. Aku sangat senang novelku banyak yang suka.”

Eun Hye menjatuhkan remote Tvnya. Dia pun melihat novel yang dipegangnya. Ternyata kisah di novel memang nyata. Dia tidak percaya. Goo Min Sun adalah Goo Hye Sun!

*****

Malam hari yang duka pun telah terganti dengan siang hari yang terik. Waktu pulang pun telah tiba. So Eun berjalan keluar dari gerbang kampus. Langkahnya berhenti. Dia melihat Yun Ho berdiri sambil tersenyum.

”Kak Yun Ho.” So Eun berlari mendekatinya.

”Kakak sedang apa disini?”tanya So Eun.

”Aku hanya sedang jalan-jalan disini. Bagaimana kabarmu, So Eun?”

”Baik, Kak. Seperti yang kau lihat.”

Yun Ho tertawa melihat So Eun.

”Oh iya. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.”

So Eun mengernyitkan dahinya, ”Siapa, Kak?”

Yun Ho membalikkan badannya. So Eun pun bisa melihat jelas siapa yang berdiri di belakang Yun Ho.

”Jessica.”

*****

Eun Hye terus melihat kertas yang dipegangnya. Berharap alamatnya tidak salah. Sebuah rumah yang cukup mewah. Rupanya Hye Sun memang sudah sukses jadi penulis. Eun Hye memasuki gerbang rumahnya. Dia melihat sosok wanita yang sedang sibuk mengatur pot.

Eun Hye berhenti setelah dia berdiri tepat dibelakangnya.

”Halo, Goo Hye Sun.”sapa Eun Hye. Hye Sun pun berbalik dan terkejut melihat kehadirannya.

”Yoon Eun Hye?”

*****

Mereka berdua pun terdiam duduk di kafe. So Eun menatap Jessica yang masih menundukkan pandangannya. Yun Ho menunggunya di mobil.

So Eun sengaja tidak membuka suaranya.

”Maafkan aku.”ucap Jessica.

”Apa?” So Eun tidak mengerti.

”Selama ini aku selalu jahat denganmu. Aku salah paham.”
”Salah paham?” So Eun tidak mengerti. Jessica menunduk malu.

”Kau tahu apa alasanku yang selalu merebut kekasihmu?”

So Eun tertegun mendengarnya.

Namun dia memilih membiarkan Jessica terus membicarakannya.

”Karena aku tidak ingin melihatmu bahagia.”

”Apa? Tapi kenapa?” So Eun tidak percaya.

”Karena aku kira kau telah merebut kak Yun Ho dariku. Dia selalu membicarakanmu. Membuatku cemburu mendengarnya. Apalagi mendengarnya kalau dia menyukaimu.”

So Eun terdiam.

”Padahal kau tahu kalau aku menyukainya. Aku pikir kau mengkhianatiku. Jadi aku….”

Jessica sudah tidak bisa meneruskan kata-katanya. Dia pun menangis. So Eun pun jadi simpati melihatnya. So Eun menggenggam tangan Jessica.

”Sudahlah. Aku senang kau mengatakannya. Aku tidak habis pikir apa yang membuatmu sangat benci denganku.” Jessica menatap So Eun dengan dalam.

”Maafkan aku, So Eun.”

”Aku sudah memaafkanmu.” So Eun tersenyum. Jessica pun jadi lega.

“Oh iya. Tentang Kim Bum. Kami tidak ciuman. Awalnya aku memang berniat menciumnya, tetapi dia menolak dengan kasar. So Eun, Kim Bum tidak bersalah. Akulah yang bersalah karena sudah menghancurkan hubungan kalian.”

So Eun terdiam.

”So Eun. Aku mohon, kembalilah dengannya…..”

“Aku sudah putus dengannya.”jawab So Eun.

“Apa?”

“Aku…. Aku sudah tidak mencintainya lagi.”

”Kau bohong!”seru Jessica.

So Eun menatap Jessica.

“Kau tidak bisa membohongiku. Aku tahu kalau kau masih mencintainya. Begitu juga dia.”

“Dia?”
”Iya. Aku sengaja satu kampus dengannya. Terus mendekatinya berharap dia akan melupakanmu. Ternyata dia malah mengacuhkanku. Dia bilang, apapun usahaku untuk mendapatkannya itu percuma. Karena hatinya hanya untuk So Eun.”

Mata So Eun pun berkaca-kaca.

”Aku rasa, dia adalah lelaki yang paling baik diantara semua mantan kekasihmu. Aku iri denganmu, So Eun. Kau begitu bisa mendapatkan kekasih yang tampan, berbakat, baik, dan tulus mencintaimu. So Eun, kembalilah dengannya. Aku tidak sanggup melihatnya yang terus pendiam.”

Tiba-tiba So Eun menangis sambil tertawa. Jessica pun jadi bingung.

“Kau kenapa, So Eun?”

“Aku tidak tahu kenapa. Aku hanya berpikir. Kalau seandainya kau tidak merebut Onew, mungkin aku tidak akan pernah berpacaran dengan Kim Bum. Mungkin aku akan selalu bersama Onew.”

Giliran Jessica yang tertawa.

“Jadi maksudmu, ini semua karena aku? Hmp…. Ada benarnya juga. Mungkin kau tidak akan bisa mendapatkan cinta sejati seperti dia.”

So Eun mengangguk.

”Jessica. Terima Kasih.”ucapnya. Jessica pun tersenyum mendengarnya. Senang masalahnya telah selesai.

*****

Suasana canggung masih menyelimuti mereka yang sedang duduk di taman rumah milik Hye Sun.

”Min Ho sakit.” Eun Hye membuka suaranya. Hye Sun pun terkejut.

”Sakit? Dia sakit apa?”tanya Hye Sun cemas.

”Sakit depresi karena kehilanganmu.”

”Apa?” Hye Sun tidak mengerti.

”Ketika kau meninggalkannya. Aku pikir semua rencanaku akan berhasil. Dia akan kembali kepadaku. Tetapi ternyata dia malah terus menyalahiku dan dia pun menjadi gila karena kehilanganmu. Dia terus memanggil namamu.”

”Eun Hye…” Eun Hye masih melanjutkan kata-katanya.

”Namun setelah mendengar Ibunya yang mengancamku dan membaca novelmu. Aku pun sadar. Ternyata yang aku lakukan ini bukanlah sebuah cinta. Tetapi obsesi. Karena dulu dia sudah bisa merelakanku untuk bahagia dengan orang lain, tetapi aku malah tidak merelakan dia bahagia bersamamu. Aku benar-benar jahat.”

”Eun Hye….”

”Karena itu, Hye Sun. Aku mohon kepadamu.”pinta Eun Hye serius. Hye Sun pun terdiam mendengarnya.

*****

Keesokan harinya, dirumah sakit. Min Ho masih tidak mau makan bubur. Dia pun tengkurap memunggungi ibunya yang berusaha menyuapinya.

”Min Ho. Makanlah bubur ini.” Min Ho tidak menjawab. Ibu Ye Jin pun menyerah.

”Ayah. Bagaimana ini?”

Tiba-tiba seorang wanita muncul di depan kamar Min Ho. Ibu Ye Jin dan Ayah Suk Hwan terkejut melihatnya.

”Kau…..”

*****

”Kim Bum! Ada telepon.” Teriak Nenek Hyo Jeong. Kim Bum pun turun dari kamarnya.

”Dari siapa, Nek?”tanya Kim Bum.

”Entahlah, dia tidak mau menjawabnya. Katanya dia temanmu.”

Kim Bum pun penasaran, dia pun mengambil telepon yang dipegang Nenek Hyo Jeong.

”Halo.”ucapnya.

”Halo, Kim Bum. Ini aku Jessica.”jawabnya.

Kim Bum pun jadi malas. Dia berniat menutup teleponnya.

”Kim Bum, jangan tutup telepon dulu. Aku tidak ada cara lain selain menghubungimu lewat telepon rumahmu. Karena aku yakin kau pasti tidak mau menjawab panggilanku di ponselmu.”

”Lalu apa keperluanmu?”ketus Kim Bum.

”Nanti malam, aku ingin kau datang ke restoran.”

”Restoran?”

”Iya. Ada yang aku ingin bicarakan denganmu.”

”Kenapa tidak kau katakan saja disini?”

”Tidak bisa. Ini benar-benar penting. Aku mohon kau datang ya.”mohon Jessica. Kim Bum pun terdiam.

”Selain itu, ini juga akan jadi terakhir kalinya aku mendekatimu.”

Kim Bum jadi penasaran.

”Terakhir kalinya?”

”Iya. Aku mohon kau jangan terlambat datang ke restoran ya.”

Kim Bum tidak langsung menjawabnya.

*****

Wanita itu pun menyuapi bubur yang dibawanya. Min Ho yang tidak melihat wanita itu awalnya menolak. Masih posisi tengkurap, Min Ho pun mencium aroma bubur yang dikenalnya. Dia pun memakan bubur. Min Ho mengenal rasa bubur ini. Min Ho langsung membalikkan badannya dan terkejut.

”Goo Hye Sun!”

Hye Sun hanya tersenyum.

Min Ho pun langsung memeluknya. Orang tuanya Min Ho pun terharu melihatnya. Mereka pun meninggalkan Min Ho berduaan dengan Hye Sun.

”Hye Sun. Aku mohon, kau jangan tinggalkan aku. Aku tidak melakukannya. Aku tidak mengkhianatimu. Aku mohon. Aku masih sangat mencintaimu, Hye Sun.”seru Min Ho berkali-kali meyakinkannya.

Hye Sun masih tersenyum terharu mendengarnya. Membiarkannya mengoceh berkali-kali.

”Hye Sun, aku…..” Sebuah jari menempel dibibir Min Ho. Hye Sun tersenyum. Dia pun melepaskan jari telunjuknya dari bibir Min Ho dan langsung mencium bibirnya. Min Ho terkejut, dan tidak lama dia pun membalasnya.

*****

Eun Hye memandang rumah sakit yang merawat Min Ho. Dia pun tersenyum.

”Maafkan aku, Min Ho. Maafkan aku, Hye Sun. Semoga kalian bahagia.”

Eun Hye pun berjalan menuju ke mobilnya. Dan langsung pergi meninggalkan tempatnya. Meninggalkan rumah sakit.

*****

Malam hari telah tiba, Kim Bum terus melihat arlojinya. Jessica masih belum datang.

Sudah 15 menit dia menunggunya. Di sebuah restoran mewah. Kim Bum pun menunduk menunggunya. Tiba-tiba seseorang datang disampingnya.

”Maaf, aku terlambat.”ucapnya. Kim Bum pun mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat kedatangannya.

”Kim So Eun!”serunya. So Eun pun langsung duduk dihadapannya.

Kim Bum masih tidak percaya apa yang dilihatnya. Kim So Eun ada dihadapannya!

Sebuah pesan muncul di ponselnya. Kim Bum pun membacanya yang rupanya dari Jessica.

‘Kim Bum. Maafkan aku yang telah memisahkanmu. Ternyata selama ini aku telah salah paham dengannya. Aku sudah memintanya untuk kembali denganmu. Semoga kalian bisa berbaikan dan selalu bahagia.’

Kim Bum tersenyum. Tanpa Kim Bum sadari, Jessica memperhatikannya dari jauh.

”Bagaimana, Sayang? Semuanya sudah beres?”tanya Yun Ho.

”Iya, Kak. Ayo kita pergi.”jawab Jessica. Yun Ho mengangguk. Mereka pun pergi. Membiarkan Kim Bum berduaan dengan So Eun.

*****

”Sms dari Jessica kan?”tebak So Eun sambil tersenyum. Kim Bum terkejut mendengarnya.

”Bagaimana kau bisa tahu?”

So Eun tertawa.

”Tenang saja. Sekarang masalahku dengannya sudah selesai. Kini aku dan Jessica bersahabat.”

Kim Bum masih bingung. Melihat ekspresinya, So Eun tertawa. Dia pun memajukan badannya dan mencium bibirnya. Kim Bum jadi lebih terkejut.

”Untunglah Jessica tidak menciummu. Jadi aku bisa menciummu.”ucap So Eun sambil duduk kembali. Kim Bum yang mengerti maksud So Eun pun tertawa.

”Sejak kapan kau jadi agresif begini?”tanya Kim Bum.

”Kapan ya?”

So Eun dan Kim Bum pun tertawa.

Diluar restoran, terlihat cuaca yang begitu dingin. Gadis yang memakai mantel putih itu pun siap menyebrang.

Namun sebelum itu, dia memandang langit yang hitam itu.

“Semoga kau berbahagia, Jang Geun Suk. Walaupun aku tidak berhasil mengungkapkan perasaanku kepadamu. Aku harap suatu saat kita akan bertemu lagi.” Shin Hye pun menyebrang.

*****

2 tahun kemudian…..

Sebuah pesta pernikahan pun telah diselenggarakan. Dua pasangan pengantin telah sah menjadi suami istri. Mereka pun mengadakan resepsi pernikahan bersamaan.

”Kak Min Ho, Kak Hye Sun, Kim Bum, dan So Eun. Selamat ya!”ucap Jessica.

”Terima kasih, Jessica.” So Eun memeluknya. Kim Bum, Min Ho, dan Hye Sun hanya tersenyum.

”Ah! Saatnya melempar buket bunga. Ayo semuanya berkumpul!”teriak So Eun. Para wanita dan pria lajang pun berkumpul bahkan berdesakan. Hye Sun dan So Eun siap-siap melemparkan buket bunga.

“Satu…. Dua…. Tiga….” Buket bunga pengantin pun mulai dilemparkan dengan sekuat tenaga. Buket dari Hye Sun telah ditangkap seorang wanita yang tidak lama dijumpainya. Hye Sun dan Min Ho terkejut melihatnya.

”Yoon Eun Hye.”

Eun Hye melambaikan bunganya sambil mendekati Hye Sun dan Min Ho.

”Wah ternyata giliran aku yang akan menikah. Tetapi tenang saja, 1 bulan lagi aku akan menyusul kalian.” pernyataan Eun Hye membuat Hye Sun dan Min Ho tertegun.

”Dengan siapa?”tanya Min Ho.

Eun Hye memberikan undangan pernikahannya kepada Hye Sun. Hye Sun dan Min Ho pun melihat foto pre-weddingnya.

”Bersama calon suamiku, Joo Ji Hon.”jawab Eun Hye sambil tersenyum.

”Selamat ya, Eun Hye! Kami pasti akan datang.”seru Hye Sun. Min Ho pun tersenyum. Senang melihat Eun Hye mendapatkan seorang pria yang lebih baik.

*****

Sedangkan buket pengantin dari So Eun berhasil ditangkap Shin Hye.

”Hah! Ternyata aku mendapatkannya.”girangnya sambil membalikkan badannya. Namun dia jadi terpaku melihat seseorang yang datang.

”Jang Geun Suk.”lirihnya. Dia sungguh senang bisa bertemu dengan Geun Suk lagi. Tidak mau kehilangan kesempatan lagi, Shin Hye langsung mengejarnya.

”Jang Geun Suk!?”teriak Shin Hye memanggilnya. Geun Suk pun menoleh dan terkejut melihat Shin Hye dengan gaun putihnya.

”Park Shin Hye.” Geun Suk terpesona melihatnya.

”Apa kau juga ikut menikah, Shin Hye?”tanya Geun Suk.

”Apa? Ah, tidak! Aku jadi pengiring pengantin wanita.”

”Oh… Aku tidak menyangka kau begitu jadi cantik dengan gaun seperti itu.”puji Geun Suk. Shin Hye pun jadi malu.

”Bagaimana kabarmu?”tanya Geun Suk.

”Baik….” Shin Hye pun langsung menyadarinya, bahwa dia jangan terlalu berbasa-basi dengannya. Shin Hye pun langsung mengatakan tujuannya.

”Geun Suk. Ada yang ingin aku katakan denganmu.” Geun Suk terdiam.

”Selama ini aku jadi wakil OSIS sebenarnya semua ini karena aku ingin selalu didekatmu. Selama ini aku selalu membuatmu marah, karena kau terlihat sangat tampan saat marah dan tersenyum. Selama ini kau selalu bertengkar denganmu karena aku ingin lebih akrab denganmu.”

Geun Suk masih mendengar dengan seksama.

”Semua ini karena aku menyukaimu.” Geun Suk pun terkejut mendengarnya.

”Oh iya ini untukmu.” Shin Hye menyerahkan buket bunga pengantin kepada Geun Suk.

”Walaupun kau sudah bertunangan dan akan kembali ke London. Aku sudah bisa merelakanmu untuk berbahagia dengannya. Mungkin lambat laun akan bisa melupakan perasaanku terhadapmu. Walaupun kau tidak menyukaiku, aku harap kau tidak membenciku karena kejadian yang dulu yang selalu membuatmu marah denganku.”ucap Shin Hye sambil berkaca-kaca, menahan kesedihannya. Melihat itu, tiba-tiba Geun Suk tertawa. Dia pun mengembalikan buket bunga kepada Shin Hye.

”Aku tidak perlu bunga itu, karena aku tidak akan pernah menikah.”

”Kenapa?”tanya Shin Hye terkejut.

”Karena aku menolak pertunangannya. Dan urusan kuliahku di London sudah selesai. Jadi aku tidak perlu kembali lagi ke London.”

”Apa!” Shin Hye jadi lebih terkejut.

Geun Suk membisikkan kata di telinga Shin Hye.

”Soal bunga. Aku akan memberikanmu bunga yang lebih banyak daripada yang kau pegang saat aku akan melamarmu nanti. Jadi, calon istriku. Kau bersiaplah.” ucapnya sambil membalikkan badannya meninggalkan Shin Hye yang terbengong.

”Apa maksudnya? Melamarku. Jangan-jangan….” Shin Hye langsung mengejarnya.

”Geun Suk. Jangan-jangan kau juga menyukaiku ya?”tanya Shin Hye yang masih berjalan menyesuai langkah Geun Suk. Geun Suk tidak menjawab, dia malah tersenyum.

Kim Bum dan So Eun yang melihatnya dari jauh pun tersenyum.

”Aku tidak menyangka kalau dia akan langsung menemuimu, Kim Bum.”

”Iya, setelah dia kembali dari London. Dia langsung meminta informasi tentang Shin Hye.”

”Tapi syukurlah, rupanya cinta Shin Hye tidak bertepuk sebelah.”

”Iya.”

Min Ho dan Hye Sun pun bergabung dengan Kim Bum dan So Eun.

”Tidak aku sangka, akhirnya aku akan menikah bersamaan denganmu, Kim Bum.”ujar Min Ho.

”Iya, aku juga tidak menyangka.”jawab Kim Bum. So Eun mendekati Hye Sun.

”Kak, aku tidak menyangka. Niatnya untuk mencari kekasih yang setia. Rupanya mendapat plus ya.”

”Iya. Mendapatkan suami sekaligus.” So Eun dan Hye Sun pun tertawa.

”Hei, Kalian!”teriak Yun Ho dengan kamera yang dibawanya. Kim Bum, So Eun, Min Ho, dan Hye Sun menengok dan tersenyum saat Yun Ho memotretnya.

~*The End*~

Akhirnya tamat Juga…

Sekarang ada pertanyaan buat kalian khusus FF ini.

Menurut kalian:

1. Bagian mana yang paling sedih?

2. Bagian mana yang bikin emosi?

3. Bagian mana yang paling lucu?

4. Bagian mana yang paling romantis?

Saya harap kalian bisa menjawab ya! ^^

Gomawo dah setia membaca FF ini ampe final ^^;