RetnoMyaniezasia Blog

Just another WordPress.com site

My Prince Is Bad Boy [Part 14]: Alasan Yang Sulit Diungkapkan


“KYU HYUN!?”panggil Ga Eul membuat Kyu Hyun mengalihkan perhatiannya dari permainan game di ponselnya. Kyu Hyun sedikit terkejut. Ga Eul benar-benar mengejarnya.

“Sedang apa kau disini?”tanya Kyu Hyun tanpa beranjak dari duduknya. Ga Eul tersenyum.

“Aku kan sudah bilang sebelumnya. Aku akan menemanimu pergi ke pegunungan salju.”

Kyu Hyun mengernyitkan keningnya, “Untuk apa kau ikut?”

“Memangnya tidak boleh? Lihatlah, aku sudah membawa koperku.”ucap Ga Eul sambil menunjukkan koper miliknya.

“Koper?” Kyu Hyun melihat beberapa koper disamping Ga Eul.

Ga Eul mengangguk semangat.

“Kau pikir aku mau pergi menginap hotel di pegunungan?”

“Heh?”

“Aku tidak mau bersama wanita yang merepotkan dengan bawaan sebanyak itu. Aku pergi mendaki bukan pergi berlibur.”ucap Kyu Hyun sambil berdiri melihat bus yang ditujunya telah tiba.

“Ap.. Apa.. tapi aku ingin ikut denganmu!”seru Ga Eul. Sebelum naik bus, Kyu Hyun memandang Ga Eul.

“Kalau kau mau ikut, bawa salah satu tasmu.”

“Ap.. Apa?”

Kyu Hyun tidak menjawab, dia langsung masuk ke dalam bus. Tidak mau ketinggalan, Ga Eul terpaksa mengambil satu koper miliknya dan segera naik bus.

*****

Ji Yeon mengaduk minumannya. Dong Hae terus memandang Ji Yeon. Sadar dipandanginya, Ji Yeon tersenyum.

“Lalu… selanjutnya apa yang akan kau lakukan?”tanya Dong Hae memecahkan keheningan. Ji Yeon terus mengaduk sambil tersenyum misterinya.

“Itu rahasia. Maaf, aku tidak bisa menceritakan ini kepadamu. Oh iya, bagaimana usahamu dengan So Eun?”

Wajah Dong Hae pun muram. Dong Hae menunduk, dia tidak ingin menjawabnya.

“Kenapa, Dong Hae? Jawab pertanyaanku.”desak Ji Yeon.

“Dia tetap menolakku walaupun aku sudah memaksanya. Sepertinya dia mulai mencintai Kim Bum…”

‘BRAK’!

Ji Yeon menggebrak meja dengan emosi. Tidak peduli dengan pandangan orang lain yang terkejut melihatnya. Dong Hae hanya terdiam menatap Ji Yeon.

“TIDAK BOLEH! DIA TIDAK BOLEH MENCINTAI KAK KIM BUMKU!?”teriak Ji Yeon. Dong Hae terpaksa menarik tangan Ji Yeon yang tidak terkontrol emosinya.

“Tenanglah, Ji Yeon. Duduklah.”ucap Dong Hae menenangkan Ji Yeon. Ji Yeon menurutinya sambil menyeruput minumannya untuk meredakan kemarahannya yang penuh cemburu. Kedua tangan Dong Hae mengepal  melihat kecemburuan Ji Yeon. Terlihat rasa sakit dihati Dong Hae.

“Pokoknya kau harus berhasil mendapatkan So Eun. Agar dia tidak bisa mendekati Kak Kim Bum. Apa kau mengerti?”ujar Ji Yeon mengingatnya. Dong Hae memandangnya, wanita yang sudah bersama dengannya selama lima tahun. Rasanya Dong Hae ingin menangis dihadapannya. Ingin meminta Ji Yeon melihat kesungguhan cintanya. Rasanya ingin mengatakan kepada Ji Yeon agar melupakan Kim Bum.

“Dong Hae?”

Panggilan Ji Yeon membuat Dong Hae sadar dari lamunannya. Dong Hae menjawab dengan anggukan dan senyuman kakunya, dia tidak bisa menjawab dengan kata-kata. Ji Yeon terlihat senang dengan jawaban Dong Hae yang mengerti akan tugasnya.

“Baguslah kalau kau mengerti. Aku rasa pertemuan kita sudah selesai hari ini. Aku pergi dulu.”

Ji Yeon bangkit dari kursinya dan berbalik hendak pergi meninggalkan tempatnya. Namun Dong Hae memanggilnya kembali. Dong Hae ingin menanyakan sesuatu kepadanya. Ji Yeon terdiam menunggu pertanyaan Dong Hae.

“Kau… apakah orang tuamu sungguh mengalami kecelakaan?”

“Apa maksudmu?” Ji Yeon tidak mengerti. Dong Hae menghirupkan nafasnya, berusaha menghilangkan kegugupannya.

“Maksudku… Kau tidak membunuh orang tuamu sendiri kan?”ucap Dong Hae secara inti. Sejak perkataan Hyuk Jae mengenai Ji Yeon terhadap kematian orang tuanya cukup membuat Dong Hae terus memikirkannya.

Ji Yeon terdiam memandangnya. Dong Hae berharap apa yang dikatakan Hyuk Jae adalah salah besar. Bukankah orang tua Ji Yeon sangat menyayangi Ji Yeon? Bagaimana Ji Yeon bisa setega melakukan hal itu?

Ji Yeon tersenyum. Senyuman yang penuh kesinisan. Perlahan dia mendekati Dong Hae.

“Apa aku harus jujur menjawabnya?”tanya Ji Yeon.

“Err… aku rasa karena kita sudah bersama selama lima tahun. Kau memang harus menjawab dengan jujur.”jawab Dong Hae. Ji Yeon mengangguk mengerti ucapan Dong Hae. Ji Yeon kembali menatap Dong Hae dengan tajam dan tersenyum sinis.

“Jika aku menjawab iya, apa yang akan terjadi?”

Dong Hae tersentak mendengar perkataan Ji Yeon yang malah bertanya kembali.

“Ji.. Ji Yeon.. Kau tidak….”

“Mereka hanya orang tua angkatku yang sangat egois. Untuk apa aku memikirkannya? Awalnya aku hanya iseng, sebagai bentuk kemarahanku karena mereka telah berani memisahkanku dengan Kak Kim Bum. Namun aku tidak menyangka akibatnya benar-benar fatal. Tetapi aku bersyukur, karena aku bisa mencari Kak Kim Bum tanpa dihalangi mereka.”

“Ji Yeon..!” Dong Hae sungguh terkejut mendengar pengakuannya.

Sebelum Ji Yeon benar-benar meninggalkan lokasi tersebut, dia sempat berkata kepada Dong Hae.

“Kau tidak akan melaporkanku ke polisi kan? Aku harap tidak.”ucapnya.

Dong Hae terduduk dengan lemas. Dia tidak menyangka Ji Yeon sesadis itu.

*****

“SO EUN! Akhirnya kau datang juga!?”seru Hye Sun melihat So Eun dihadapannya. So Eun tersenyum.

“Tentu saja, aku akan datang. Aku tidak mungkin melupakan pernikahanmu hari ini. Oh iya, mana suamimu yang menyebalkan itu?”

“Siapa yang kau sebut menyebalkan?”

So Eun membalikkan tubuhnya. Seorang pria tinggi dengan jas yang rapi dan tampan dihadapannya.

“Oh… rupanya kau ada disini.”ucap So Eun cuek.

“Hye Sun, aku sungguh heran bagaimana kau bisa berteman dengan wanita aneh ini.”

So Eun menendang lutut Min Ho, suami sah Hye Sun. Min Ho langsung memegang lututnya yang sakit.

“So Eun, Min Ho! Sudahlah kalian ini. Kenapa kalian selalu bertengkar?”keluh Hye Sun. Tidak lama, So Eun dan Min Ho malah tertawa. Hye Sun pun semakin bingung melihatnya.

“Hei, aku kira kau tidak mau datang ke pernikahan kami.”

“Tentu saja, tidak. Aku kan tidak membencimu.”ujar So Eun sambil memukul bahu Min Ho.

“Kalian ini kenapa? Tadi berantem, sekarang malah tertawa.”kesal Hye Sun.

“Kalian benar-benar payah!”lanjutnya. Min Ho segera merangkul istrinya dan mencium pipi untuk meredakan kekesalan Hye Sun.

“Sudahlah, kau jangan cemberut begitu. Ada orang penting yang ingin aku perkenalkan dengan kalian. Dia adalah seorang pengusaha yang terkenal.”

“Sungguh? Siapa?”

Sosok pria tampan berpakaian jas hitam rapi dan tampan telah berdiri dihadapan mereka.

“Lee Min Ho.”

So Eun dan Hye Sun pun berbalik, mereka sungguh terkejut melihat kehadirannya. Bahkan pria itu cukup terkejut melihat So Eun.

“Kim Bum.”

*****

“Kyu Hyun. Kau yakin mau melakukan ini?”tanya Ga Eul ragu setelah tiba di pegunungan salju. Bus yang ditumpangi mereka pun sudah pergi jauh. Suasana dingin masih terasa ditubuh mereka walaupun sudah memakai jaket tebal. Kyu Hyun berbalik menghadapnya.

“Memangnya kenapa?”

“M..maksudku… kelihatannya disini cuacanya cukup buruk. Lihatlah hujan salju begitu lebat. Apa kita tidak bisa menginap di Villa atau hotel dulu? Menunggu hujan salju ini reda.”

Nampaknya Kyu Hyun tidak mendengar kalimat terakhirnya. Dia memilih kembali jalan mendaki gunung salju. Ga Eul pun terpaksa mengikutinya sambil menarik kopernya.

*****

“Ke.. kenapa kau ada disini? Hye Sun, apa kau mengundangnya?”tanya So Eun. Hye Sun menggeleng.

“Aku yang mengundangnya. Ini pria yang aku maksud.”jawab Min Ho.

“Selamat atas pernikahanmu, Lee Min Ho. Aku harap pernikahan kalian akan begitu langgeng.”ucap Kim Bum sambil berjabat tangan dengan Min Ho. Min Ho pun menyambutnya dengan senang.

“Terima kasih kau mau datang.”

Hye Sun menarik jas suaminya, sambil berbisik.

“Min Ho, aku tidak tahu kalau kau berteman dengan Kim Bum.”

“Rupanya kau sudah mengenalnya, Hye Sun?”

“Tentu saja. Dia kan tunangannya So Eun.”

So Eun dan Kim Bum langsung terdiam. Mereka saling melirik. Bisikan mereka cukup keras untuk didengar. Terlihat rasa sesak di mata mereka.

“Apa maksudmu dia tunangannya? Kau ini jangan asal bicara dihadapannya. Dia juga sebentar lagi akan menikah.”

“Heh?”

“Dengan seorang wanita yang bernama Park Ji Yeon. Aku tidak salah menyebut namanya kan, Kim Bum?”

“Sungguh?” Hye Sun menatap tidak percaya kepada mereka. So Eun yang merasa terpojok terpaksa membungkuk.

“Aku harap kalian akan berbahagia selamanya.” So Eun harus segera pergi dari tempat itu. Dia tidak mau mendengar perkataan itu lebih lanjut. Seharusnya dia bisa lega dan bebas, namun entah kenapa hatinya berkata lain. Hatinya merasa sakit mendengar Kim Bum akan menikah dengan Ji Yeon. So Eun langsung pergi dari tempatnya. Walaupun tanpa disadarinya, Kim Bum memandangnya.

“Kim Bum! Ini tidak benarkan? Kau membatalkan pernikahanmu dengan So Eun?”tanya Hye Sun terlihat bingung dan cukup emosi membuat Kim Bum menoleh.

“Sayang, kau ini kenapa?” Min Ho bingung melihat sikap Hye Sun. Kim Bum tidak menjawabnya.

*****

Ga Eul berkali-kali terpleset saat berjalan menyusuri jalan salju. Bahkan dia mulai kesulitan menarik kopernya. Padahal hujan salju semakin lebat. Kini Ga Eul kembali terpleset.

“Kyu Hyun! Tolong bantu aku berdiri!?”teriak Ga Eul meminta bantuan. Kyu Hyun berkali-kali merasa kesal dengan teriakan Ga Eul yang terus ceroboh.

“Sudah kubilang, kau harus melepaskan sepatu hakmu.”

Ga Eul memang memakai sepatu high heels, bukan sepatu gunung yang biasa dipakai pendaki. Ga Eul mengira akan mampir ke Villa atau hotel dan bisa mengganti sepatu disana. Namun Kyu Hyun malah langsung mendaki gunung salju dan tidak memberi Ga Eul kesempatan untuk mengganti sepatunya.

“Aku tidak bisa.”

“Kalau begitu, kenapa kau tidak ganti sepatu?” Kyu Hyun cukup berteriak emosi karena Ga Eul berulang kali mengganggu ketenangannya saat berjalan. Ga Eul menggigit bibir bawahnya. Dia melupakan satu hal. Sepatu gunungnya tidak ada padanya melainkan di koper lain yang sengaja ditinggalkannya karena disuruh Kyu Hyun untuk membawa satu koper. Ga Eul begitu bodoh. Sangat ceroboh.

“Aku tidak mau! Kakiku bisa mati kedinginan.” Ga Eul sengaja berbohong. Dia tidak mau Kyu Hyun meremehkannya. Kyu Hyun mengerutkan dahinya. Jawaban yang tidak nyambung dengan pertanyaannya.

“Tapi kau terus terjatuh. Kali ini aku tidak mau membantumu. Kau bangun sendiri!”

Ga Eul jadi kesal mendengarnya. Kenapa akhir-akhir ini Kyu Hyun lebih bahkan sangat menyebalkan? Kyu Hyun yang sangat egois, tidak mempedulikan Ga Eul. Rasanya Ga Eul ingin mengutuk amnesia yang diderita Kyu Hyun. Dia berusaha bangun dengan susah payah karena ketebalan salju. Saat dia mulai berjalan sambil menarik kopernya, tiba-tiba hak sepatunya patah.

“KYU HYUN!?”

Kyu Hyun pun sigap menangkap tangan Ga Eul, namun sayang mereka pun terperosok jatuh ke jurang.

*****

So Eun cukup lama memandang langit malam. Dia sengaja tidak balik ke tempat pesta tersebut. Rasanya akan terlihat sakit melihat Kim Bum dan membuatnya ingat dengan wanita yang bernama Park Ji Yeon. Sebenarnya masih ada yang membuatnya kepikiran. Apakah Kim Bum lebih mencintai Ji Yeon dibanding dirinya? Mengingat sifatnya yang kasar dan egois. Dia ingat sekali bagaimana Kim Bum merebut ciuman pertamanya dengan kasar. Dia juga ingat bagaimana Kim Bum tetap memaksanya untuk ikut dengannya kemana pun. Tetapi kini, pernikahan yang diidamkan Kim Bum untuk segera bersama So Eun selamanya telah kandas. Sebenarnya So Eun sudah berusaha melupakan semuanya, seharusnya dia benar-benar bahagia karena Kim Bum tidak memaksanya lagi. Kim Bum tidak ada disisinya lagi. Tapi kenapa rasanya hampa? Rasa yang membuat So Eun terbingung. Bahkan beberapa hari ini setelah pembatalan pernikahannya, rasanya So Eun ingin menangis. Dan kini matanya pun berkaca-kaca, dia hampir ingin menangis. Apakah benar yang dikatakan Hye Sun beberapa waktu silam bahwa dirinya telah jatuh cinta dengan Kim Bum?

“Kenapa kau menangis?”

So Eun segera menoleh saat mendengar suara berat di belakangnya, tanpa disadarinya air mata telah jatuh dipipinya. Menandakan dia sedang menangis terdiam. So Eun merasakan aneh saat melihatnya, apa lagi setelah beberapa hari tidak bertemu dengannya lagi. Kim Bum melangkah mendekati So Eun, ikut memandang langit malam sambil sedikit meminum vodka. So Eun tidak menjawab, dia menatap Kim Bum. Dia memandang Kim Bum cukup lama seolah dia merindukan aksi Kim Bum yang penuh egois terhadap dirinya. Merasa aneh, Kim Bum membalas tatapannya dengan mengerutkan dahinya.

“Kau ini kenapa? Aku perhatikan, kau terlihat begitu pucat. Bukankah seharusnya kau bahagia karena pernikahan kita batal? Aku kira kau akan berhura-hura merayakan kemenanganmu yang berhasil membuatku melepaskanmu.”ucap Kim Bum sengaja mengungkitnya bahkan berkata sinis.

Bukannya So Eun membalas perkataannya, So Eun terus memandang Kim Bum. Perkataan Kim Bum tadi sukses membuat hatinya yang dari tadi menahan rasa sakit tidak bisa dibendung. Tangisan yang sudah susah payah dia tahan dan hilangkan kini muncul kembali. Hanya ada satu pemikiran saat mendengar perkataannya.

“Kau……” So Eun mengeluarkan kata pertama sembari menahan tangisannya. Kim Bum terdiam menunggu lanjutannya.

“….Benar-benar….” So Eun mulai memukul dada Kim Bum. Kim Bum tidak bergeming, dia memilih diam mendengar lanjutannya.

“….JAHAT!? HIKS…. HUWAAA….!?” So Eun memecahkan tangisan yang sudah tak bisa ditahannya sambil menarik jas Kim Bum dengan kesalnya. Kali ini Kim Bum bertindak langsung memeluk tubuh So Eun dan menekan kepala So Eun ke dadanya agar bisa meredam tangisan dan teriakannya yang mengundang rasa penasaran para tamu yang melihatnya. Kim Bum hanya tersenyum melihat mereka sambil memunggungi para tamu tersebut sementara dia menahan rasa sakit di bahu akibat pukulan So Eun berkali-kali. Kim Bum sungguh tidak mengerti apa yang terjadi dengan So Eun, dia hanya bertanya kenapa So Eun tiba-tiba menangis? Bahkan So Eun terus-terusan menyalahkan dirinya karena dia jahat.

*****

Ga Eul membuka matanya. Jantungnya berdebar cepat. Apakah dia sudah mati atau hidup? Mengingat dia terjatuh ke jurang salju. Saat hendak bangun, dia merasakan sesuatu yang berat di tubuhnya seperti ada yang menindihnya. Ga Eul terkejut melihat Kyu Hyun tidak sadarkan diri.

“Kyu Hyun! Bangunlah!” Ga Eul terus membangunkan Kyu Hyun. Tetap nihil. Ga Eul berkali-kali memanggil namanya, tetap saja Kyu Hyun tidak bergeming. Lalu Ga Eul memeriksa jantungnya, masih berdetak. Ga Eul menyimpulkan. Mungkinkah Kyu Hyun pingsan?

Hujan salju pun semakin lebat, tidak menghiraukan kedua manusia yang baru saja mendapat musibah. Tidak mau terkubur salju lebih dalam lagi, Ga Eul memutuskan berdiri sambil memapah Kyu Hyun yang belum sadar. Beberapa kali dia terjatuh karena tubuh Kyu Hyun yang begitu berat. Belum lagi dia mesti menarik kopernya. Hampir setengah jam lamanya Ga Eul berjalan sambil memapah Kyu Hyun. Akhirnya dia menemukan pondok tua. Segera Ga Eul masuk ke dalam pondok itu. Dia melemparkan kopernya dan menjatuhkan Kyu Hyun karena tidak sanggup memapahnya lebih lama.

“AUW…!?”

Ga Eul menoleh, Kyu Hyun terlihat meringis kesakitan dibagian kakinya.

“Kau sudah sadar, Kyu Hyun?!” Ga Eul sungguh bersyukur, akhirnya Kyu Hyun sadar. Kyu Hyun yang setengah sadar masih terbingung, dia melihat sekitarnya. Penuh kayu.

“Dimana ini?”tanya Kyu Hyun sambil menarik dirinya ke dinding kayu agar bisa duduk dengan nyaman.

“Entahlah, sepertinya ini pondok tua. Aku harus mencari kayu agar bisa membuat perapian.” Ga Eul hendak berdiri namun Kyu Hyun menahan tangannya dan menariknya duduk disamping Kyu Hyun.

“Ada apa, Kyu Hyun?” Ga Eul melihat raut muka Kyu Hyun yang sedikit aneh.

“Jangan tinggalkan aku.” Lirih Kyu Hyun sambil meletakkan kepalanya di pundak Ga Eul.

“Kyu Hyun, kau baik-baik saja?” perlahan Ga Eul meletakkan punggung tangannya di dahi Kyu Hyun. Panas.

“Kau demam?”tanya Ga Eul panic saat melihat Kyu Hyun memeluk tubuhnya sendiri. Kyu Hyun kedinginan.

*****

So Eun terus berjalan menuju ke jalan raya tanpa mempedulikan Kim Bum yang terus meraih tangannya. Berkali-kali So Eun menepis tangannya. Tanpa mempedulikan orang-orang yang memperhatikan mereka dengan aneh. Kim Bum semakin kesal melihatnya dicuekin, Kim Bum berlari dan berhenti tepat didepan So Eun sehingga So Eun menabrak tubuhnya. So Eun memang berhenti namun dia kembali melewatinya, Kim Bum menahan kedua bahu So Eun agar tidak melewatinya bahkan menghindarinya.

“KAU INI KENAPA, SO EUN!?”teriak Kim Bum yang benar-benar kesal. So Eun tidak menjawabnya. Dia berusaha melepaskan kedua tangan Kim Bum yang mencengkram bahunya. Kim Bum tidak bergeming bahkan dia mencengkram bahunya dengan kuat sehingga dia bisa mendengar So Eun meringis kesakitan.

“JAWAB AKU, SO EUN!?”teriaknya lagi sambil mengguncang tubuh So Eun.

“Apa maksudmu?” Akhirnya So Eun bersuara. Namun dia mengatakannya tanpa memandang Kim Bum. Baiklah, kesabaran Kim Bum benar-benar diuji. Dia segera meraih dagu So Eun dan memaksanya menatap matanya.

“Katakan. Kenapa kau bilang aku jahat?”tanya Kim Bum pelan namun tegas. Tentu saja dia harus bertanya, dia sungguh terkejut mendengar So Eun yang terus-terusan menyalahi dirinya.

“Kenapa kau bisa berpikir aku jahat? Bukankah ini yang kau inginkan? Menghindariku dan tidak mau menikah denganku?”

Lagi-lagi So Eun tetap bungkam. Dia tidak menjawab. Matanya terlihat berkaca-kaca. Sepertinya rasa depresi mulai menimpa So Eun. Akhirnya So Eun berteriak melepaskan tangan Kim Bum dibahunya. Karena tidak ingin membuat orang-orang yang melewati mereka salah paham, Kim Bum menarik So Eun dengan kasar menuju ke gang sempit yang tentunya tidak ada orang yang lewat disana. Kim Bum menarik tubuh So Eun ke tembok sehingga So Eun merasa sakit dipunggungnya. Baru saja So Eun hendak berteriak memintanya melepaskan tangannya. Kim Bum langsung mencium bibirnya. Tentunya tidak lembut, ciumannya kasar seolah ingin membungkan mulut So Eun yang sangat berisik karena teriakannya. So Eun berkali-kali mendorong tubuh Kim Bum. Tentunya tenaganya kalah dengan Kim Bum. Sehingga membiarkan Kim Bum menciumnya dengan dalam. Ciumannya yang mengingatkan dirinya saat pertama kali bertemu dengan Kim Bum. Ciuman yang dirindukannya.

*****

Ga Eul begitu panic melihat Kyu Hyun demam. Dia segera membuka jaket beserta kemejanya karena basah yang tentunya akan memperparah demamnya. Lalu Ga Eul menarik koper dan membukanya. Dia mengambil semua pakaian miliknya, dia melilitkan ke tubuh Kyu Hyun agar bisa merasakan kehangatan. Setelah beberapa lama, akhirnya Kyu Hyun bisa bangun dari ketidaksadarannya. Dia terkejut melihat banyak pakaian melilit ditubuhnya. Kemudian dia mengedarkan pandangannya mencari sosok yang bersamanya. Tiba-tiba pintu terbuka, dia melihat Ga Eul membawa beberapa kayu.

“Kau sudah bangun, Kyu Hyun?” Ga Eul langsung meletakkan kayu yang dibawanya di tempat perapian itu. Namun Ga Eul kemudian terdiam menatap perapian yang belum ada asapnya.

“Ada apa?”tanya Kyu Hyun heran.

“Kyu Hyun, bagaimana caranya membuat api?”

“Heh?”

Ga Eul baru menyadari bahwa dirinya tidak membawa barang-barang yang bisa membuat kayu itu terbakar seperti korek api. Kyu Hyun yang mendengarnya pun langsung mengeluh lucu. Dia sudah menduganya, Ga Eul memang tidak membawa barang-barang apa yang wajib dibawa selama mendaki.

“Dimana tasku?”

Ga Eul langsung berlari mengambil tas milik Kyu Hyun yang terletak disamping pintu. Lalu dia kembali ke Kyu Hyun sambil menyerahkan tasnya.

“Ambil minyak tanah dan korek api di tasku.”

“Hah?”

“CEPATLAH!?” teriakan Kyu Hyun membangunkan kebingungan Ga Eul. Dia langsung mengambil yang diminta Kyu Hyun. Tanpa disuruhnya lagi, Ga Eul langsung menyiram minyak tanah ke kayu dan melempar satu batang korek yang menyala. Perapian pun terasa hidup kembali. Asapnya mengepul dan cahaya merah kekuningan menerangi pondok tua itu. Membuat mereka merasa hangat.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?”tanya Ga Eul memandang Kyu Hyun mengambil pakaian miliknya di tas. Kyu Hyun segera mengenyahkan semua pakaian milik Ga Eul yang melilit ditubuhnya berganti dengan pakaiannya. Tidak ada tanggapannya, Ga Eul berdiri menuju ke kursi dimana dia menaruh jaketnya yang basah. Lalu dia merogoh saku jaketnya mencari ponsel. Saat melihat kondisi ponselnya, ponselnya mati total. Ga Eul baru menyadari ponselnya kehabisan baterai. Ga Eul menghembuskan nafasnya. Ga Eul berbalik menghadap Kyu Hyun.

“Apa kau bawa ponsel?”tanya Ga Eul.

“Untuk apa?”

“Aku ingin menghubungi kak So Eun.”

Kyu Hyun mengernyitkan dahinya. Kembali berakting dia tidak mengenali wanita yang bernama So Eun.

“Kakakku. Aku ingin memberitahu kakakku bahwa kita terjebak disini karena hujan salju.”

Kyu Hyun merogoh tasnya untuk mengambil ponsel miliknya, lalu diserahkannya ponsel ke Ga Eul.

“Lebih baik kau telepon saja kakakku, kurasa dia yang lebih tahu bagaimana cara menyelamatkan kita.”

Ga Eul terdiam. Ada benarnya apa yang dikatakan Kyu Hyun. Segera dia memencet tombol.

*****

Kim Bum melepaskan ciuman kasarnya setelah yakin So Eun tidak berteriak lagi. Kim Bum mengambil nafasnya begitu juga So Eun. So Eun menyentuh bibirnya yang hampir berdarah karena Kim Bum sempat menggigit bibir bawahnya. Namun Kim Bum tidak mempedulikannya, rasa amarahnya mulai memuncak. Setelah melihat So Eun tenang, Kim Bum langsung menatap tajam.

“Sekarang jawab pertanyaanku tadi. Jangan sampai aku menciummu dengan lebih kasar dari ini jika kau berteriak lagi.”ancamnya. So Eun tidak bergeming dengan kemarahannya. Dia menghembuskan nafasnya, tetap tidak menatap tatapan tajamannya.

“Kau memang jahat.”ucap So Eun dengan tenangnya.

“Kenapa?” Kim Bum mengingatnya lagi dengan pertanyaannya.

“Dulu kau selalu bilang kalau aku adalah milikmu. Meskipun aku berkali-kali menolakmu, kau tetap saja memaksaku dengan keegoisanmu. Seolah-olah hanya aku seorang wanita didunia ini. Tetapi begitu wanita yang bernama Park Ji Yeon muncul bahkan Dong Hae pernah bilang kalau dia adalah mantan kekasihmu, kau langsung membatalkan pernikahan kita.”

Untuk sesaat ini dia terdiam begitu juga Kim Bum. Kim Bum melihat tatapan So Eun yang menunduk tidak terlihat sedih lagi. Tatapannya yang kosong.

“Bukankah ini yang kau inginkan? Walaupun aku berusaha mendapatkanmu, kau selalu saja menolakku. Bukankah seharusnya kau bahagia karena tidak berurusan denganku lagi. Lalu kenapa kau menuduhku jahat?”

Kini So Eun menatap tajam. Memandang Kim Bum. Tatapannya yang terlihat emosi.

“Tentu saja kau jahat. Karena….”

So Eun sengaja menunda perkataannya, untuk melihat tatapan Kim Bum yang terlihat penasaran.

“Karena kau tidak memberitahu alasanmu kenapa kau lebih memilih Ji Yeon dibandingkan aku.”lanjutnya.

Tubuh Kim Bum menegang saat mendengar jawabannya. Kenapa So Eun bisa berkata seperti itu? Kim Bum mengira So Eun tidak akan peduli dengan alasannya yang tiba-tiba membatalkan pernikahan mereka. Kim Bum mengira So Eun langsung bahagia dengan keputusannya yang sepihak. Dia tidak tahu bahwa So Eun memikirkan alasannya.

“Benarkah kau memikirkannya?” Kim Bum meraih dagu So Eun dengan lembut dan membuatnya menatap mata Kim Bum.

“Apakah kini kau mencintaiku?”

So Eun tidak menjawabnya. So Eun hanya menatapnya. Kim Bum mengharapkan jawaban So Eun yang sesuai dipikirannya. Setidaknya Kim Bum bisa lega mendengarkan So Eun mencintainya.

“Apakah kau lebih mencintai Ji Yeon daripada aku?”

Kim Bum tersentak kaget. So Eun malah balik bertanya. Semenjak So Eun hadir di dalam kehidupannya, dia bersumpah mati bahwa kini kenangan dan cintanya kepada Ji Yeon sudah terkubur berganti dengan cintanya kepada So Eun. Jujur, Kim Bum ingin berteriak bahwa dia lebih mencintai So Eun dibanding Ji Yeon. Namun dia teringat dengan kondisi dan janjinya kepada Ji Yeon. Lagipula jika Kim Bum menjawabnya apa yang akan dilakukan So Eun? Bukankah dulu Kim Bum sering mengatakan aku mencintaimu kepada So Eun?

“Haruskah aku menjawab pertanyaanmu itu? Kau bahkan belum menjawab pertanyaanku.” Hanya itu yang bisa Kim Bum ucapkan. Sadar dengan pertanyaan bodohnya, So Eun memilih menunduk. Kembali muram. Rasanya So Eun perlu introspeksi diri. So Eun sendiri bingung kenapa bisa bertanya seperti itu.

Suara deringan ponsel memecahkan kesunyian diantara mereka. Ponsel milik Kim Bum terus berirama hingga Kim Bum merogohkan saku celananya. Dia mengernyitkan keningnya.

“Halo…”

“Kak Kim Bum…”

Suara wanita? Kim Bum menatap So Eun.

“Siapa ini?”

“Kak… Ini aku, Kim Ga Eul.”

“Ga Eul?”

So Eun tersentak mendengar Kim Bum menyebut nama adiknya.

“Ada apa?”

*****

Ga Eul menyerahkan ponsel ke pemiliknya. Lalu dia duduk disamping Kyu Hyun, ikut menghangatkan diri.

“Aku dengar kakakku membatalkan pernikahannya dengan kakakmu.”

“Hah?”

Ga Eul terkejut, bagaimana Kyu Hyun tahu tentang hubungan Kim Bum dan So Eun?

“Bagaimana kau bisa tau?” Ga Eul menjadi curiga.

“Kim Bum yang cerita.”bohongnya. Ga Eul kembali ke posisinya semula. Sudah malas mendengar tentang Kim Bum sejak Kim Bum membatalkan pernikahannya dengan So Eun. Tanpa dia sadari, Kyu Hyun menyeringai melihat kecemberutan Ga Eul.

“Pasti kakakmu lebih cantik.”

Ga Eul menegang. Kak So Eun yang notabene adalah kakak kembarnya lebih cantik dibanding Ga Eul?

“Memangnya kau pernah melihat kakakku?” rasanya Ga Eul cemburu. Meskipun Kyu Hyun amnesia, rupanya dia masih tetap tertarik dengan So Eun.

“Kau ini kenapa? Aku hanya menduga saja.”

Ga Eul tidak memandang keheranan Kyu Hyun. Ga Eul malah memandang ke atas.

“Lagi pula, siapa tahu kakakmu sangat cantik. Mungkin saja aku bisa melamarnya menggantikan Kim Bum untuk jadi calon suaminya.”

“KENAPA KAU BERPIKIR BEGITU?”

Kyu Hyun terkejut mendengar teriakannya. Ga Eul terlihat emosi dan sedih.

“Padahal kau sedang amnesia. Tapi bagaimana kau bisa memikirkan kakakku? Apa kau lupa kalau kami ini kembar, wajahku sama dengannya. Bagaimana kau bisa membedakan kecantikan kami!?” Ga Eul berkali-kali mengambil nafasnya, untuk membuatnya tenang. Kyu Hyun menyeringai.

“Kenapa kau senyum-senyum?” kesal Ga Eul melihat senyumannya yang sangat aneh.

“Aku hanya heran. Memangnya kau menyukaiku? Kau mencintaiku?”

Ga Eul mendadak menegang. Tatapannya kini mengalih ke arah yang lain. Wajahnya memerah karena malu. Ga Eul menyadari perkataannya yang cemburu.

“Lagipula kalau kau memang tidak menyukaiku, untuk apa kau peduli denganku. Meskipun kalian kembar, aku yakin pasti ada perbedaan diantara kalian. Memangnya salah kalau suatu saat aku akan jatuh cinta dengan kakakmu sendiri?”

Rahang Ga Eul mengeras. Sudah cukup dia bersabar. Menahan diri untuk tidak cemburu. Kini dia memang harus membuang harga dirinya. Kyu Hyun dihadapannya sangat menyebalkan. Tanpa menjawabnya, Ga Eul meraih wajah Kyu Hyun dan langsung menciumnya. Menunjukkan bahwa dia memang mencintai Kyu Hyun. Kyu Hyun terkejut dengan sikap agresifnya, namun tidak lama dia tersenyum nakal. Kyu Hyun membalas ciumannya. Kini Ga Eul yang terkejut dengan balasan ciuman dari Kyu Hyun. Saat dia mendorong tubuh Kyu Hyun agar melepaskan ciumannya. Tetap saja Kyu Hyun meneruskan ciumannya yang ganas  dan dalam sampai Ga Eul merasa sesak dan hampir lemas. Akhirnya dia membiarkan Kyu Hyun menguasai ciumannya dan tubuhnya yang lemah didekapan Kyu Hyun. Entah harus berapa lama Kyu Hyun menciumnya. Cukup lama berciuman, akhirnya Kyu Hyun melepaskan ciumannya. Dia tersenyum lagi melihat Ga Eul seakan ingin pingsan dan mengatur nafasnya yang tersengal.

“BINGO!? Akhirnya kau mengakui juga kalau kau memang masih mencintaiku.”

“Masih mencintaimu?” Ga Eul merasa janggal dengan kalimat Kyu Hyun. Dia melihat senyumannya seperti senyuman iblis yang berhasil menjebak mangsanya.

“Kau…. Bukankah kau amnesia?”

“Menurutmu?”

Seperti mendapatkan batu besar yang jatuh dari langit menyadarkan pikiran-pikiran Ga Eul. Dia menatap Kyu Hyun lekat-lekat. Senyuman iblisnya masih mengembang. Ga Eul sangat sadar sekarang bahwa pria dihadapannya, pria yang dikira benar-benar melupakan masa lalu sebenarnya sedang menipu dirinya. Ga Eul sudah mengetahui, bahwa Kyu Hyun yang ada dihadapannya ini sebenarnya TIDAK AMNESIA!

TO BE CONTINUED…..

NB: JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN YA ^^

64 responses to “My Prince Is Bad Boy [Part 14]: Alasan Yang Sulit Diungkapkan

  1. chandra bulan@Nenk BuLan Thea Februari 1, 2013 pukul 10:39 am

    wah,,wahh,,kaya’nya kyu udh mulai suka jg tuh ma ga eul dan bs ngelepasin so eun…asik,,asik,,,nambah seru nih…
    Lanjut baca lagi ahh,,enk g pake nunggu lama,,,heheee

  2. shifha April 15, 2013 pukul 3:10 pm

    ga eun tw drmana kln kyuhyun gak amnesia?

  3. Q April 19, 2013 pukul 2:19 am

    JengJengJeng..!!!
    Sedikit demi sedikit teka teki mulai terungkap..#kayak cerita detektif aja pake terungkap!#
    Aigoo…!!!
    Kapan sih,Bum sunbae sadar kalo JiYeon itu jahat..?!

  4. oliph September 25, 2013 pukul 3:20 pm

    hahahahahahah…seru2….

  5. tyas27 April 8, 2014 pukul 2:17 am

    jiahh demen amat ciuman yak-,-

  6. ainami September 9, 2014 pukul 3:08 pm

    wkwkwk lucu liat ga eul ma kyu… yah kebongkar deh sandiwaramu kyu hahaha

    sso jujur aja lah kalo kamu sbnrnya ada rasa ke bum makanya sakit hati bum mo merit ma org lain… huft

    jiyeon psycho dan hae pabo…!! kenapa dia mau aja diperbudak oleh jiyeon, cuma krn cinta dan janji jiyeon…? hah mana mungkin ji yeon menepati janji utk selalu bersama hae kan dia mo merit ma bum ckckk

    udh gitu ji yeon juga pembunuh… dan dia jg trnyata yg nyebabin kecelakaan dirinya dan bum hadeh gila •﹏•

  7. Rani Annisa November 5, 2014 pukul 2:24 pm

    wah akhirnya ga eul tau kalau kyuhyun itu pura-pura amnesia,, rahasianya terbongkar deh.

    Dan kayaknya kyuhyun udah mulai mencintai ga eul.

    Tapi tinggal bumsso nih yang hubungannya agak nggak baik.

  8. Marthatina vita vienna Maret 15, 2015 pukul 9:03 am

    Makin seru dan menegangkan,kim bum kenapa harus menikahi wanita evil itu sih?

  9. nurul hidayah Maret 23, 2015 pukul 5:13 am

    huwaahhh seru banget ga eul lucu klo cemburu

  10. mia September 2, 2015 pukul 1:26 am

    akhir nya perjuangan ga eul selama ini tidak sia”

  11. Aliana Park Desember 23, 2015 pukul 1:40 pm

    Aduh.. Sso kenapa susah amat sih bilang cinta ama kim bum..
    Akhrinya ga eul tau kalau kyuhyun pura2 amnesia.. Next part makin seru.. 🙂

  12. Aliana Park Desember 23, 2015 pukul 1:41 pm

    Aduh.. Sso kenapa susah amat sih bilang cinta ama kim bum..
    Akhrinya ga eul tau kalau kyuhyun pura2 amnesia.. Next part makin seru.. 🙂 nggk sabar pengen Bumsso cpt balikan..

  13. Siti Arifah April 23, 2016 pukul 12:01 pm

    uhuy ga eul kiss e kyuhyun. Malah kyuhyun nya kesenengan pake usil pula.
    so eun mulai jatuh cinta kim bum. Senangnya….

Tinggalkan komentar